Mohon tunggu...
Hendra Fokker
Hendra Fokker Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sosial

Buruh Kognitif yang suka jalan-jalan sambil mendongeng tentang sejarah dan budaya untuk anak-anak di jalanan dan pedalaman. Itu Saja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Beras Marhaen

27 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 27 Februari 2024   07:03 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peluh pacul menghujam pada setiap jengkal guremnya

Tak peduli mata liar wereng intai setiap harapannya

Marhaen terpaku dalam hampar senja dan gulana

Bukan sekedar berpikir langseng hitam harus tetap menyala

Peduli musim tak berarti bahagia

Bahkan urusan bangsa yang tak sampai telinganya

Tiap jengkal tanah sekedar urusannya

Walau ia tahu harga sekilo gabah yang tak seberapa

Marhaen bertanya kepada setiap butir padi layaknya sila

Sila-sila yang berkata tentang kebersahajaan setiap manusia

Tentang keadilan yang semata ada diantara angan dan lamunnya

Bukan sekedar berpikir kuali berkarat sudah makin tak berguna

Aku! Seorang yang pernah dipuja oleh pendiri bangsa

Aku! Wujud ideologis dari bangsa yang merdeka

Aku! Adalah simbol dari para jelata

Namun aku! Tak sanggup berbuat apa-apa

Hamparan hijau hiasi semesta di depan mata

Sejuta harapan terisi dalam setiap butir-butir pedoman kita

Karena senja tak lagi tampak sebagai pengantar reda

Marhaen mingkar mingkuring angkara!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun