Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Manfaat Membaca bagi Tubuh dan Otak

28 Mei 2021   18:30 Diperbarui: 28 Mei 2021   18:29 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pexels.com/Maggie Zhan

Tidak salah jika beberapa hasil penelitian menyebutkan kalau membaca buku dapat membuat daya kreativitas dan imajinasi semakin bertambah. Selain juga mempertajam kemampuan analisis, serta dapat pula melatih fokus dan daya ingat.

Misalnya saja, sama seperti menonton sinetron Indonesia. Kemunculan tokoh baru, akan menimbulkan pertanyaan. "Ini siapa lagi? Ada yang baru lagi. Tambah panjang ceritanya."

Membaca cerita panjang seperti novel, juga begitu. Nalar normal akan berpikir. Mengkritisi jika penyajian cerita itu terkesan janggal, mengada-ada. Kaitan dengan tokoh utama yang terlalu dipaksakan. Dan seterusnya.

Sel otak yang menjadi bekerja, tidak diam. Inilah yang mampu memberikan sisi positif dari sekadar kegiatan membaca.

Dengan membaca, melibatkan juga masalah hati. Rasa sosial, empati, keberpihakan kepada tokoh yang dilukai, yang mendapatkan ketidakadilan perilaku. Hal-hal yang secara emosional sering muncul tanpa sadar.

Membaca buku bisa menjadi sarana relaksasi, semacam olahraga fisik. Dengan memahami karakter yang ada dalam dunia fiksi, kita bisa melihat dan bisa memahami perspektif baru dari sebelumnya. Tentu ini bisa menjadi pelajaran baik dalam dunia yang sebenarnya. Bagaimana cara memandang seseorang dengan karakter yang mereka miliki. Bagaimana kita bersikap kepadanya kelak.

Kegiatan membaca, dalam dunia medis bisa menurunkan risiko protein beta amyloid dalam otak yang meningkatkan risiko penyakit alzheimer.Penyakit pada otak yang menyebabkan penurunan daya ingat dan fungsi kognitif seseorang. Bad news-nya, penyakit ini belum ada obat penawarnya. Namun good news-nya, ia bisa dicegah. Nah, hebatnya, membaca inilah tindakan preventif yang paling baik.

Demikian juga ancaman stres dan depresi. Membaca buku justru lebih disarankan ketimbang berjalan kaki atau mendengarkan lagu sebagai terapi menjaga kesehatan mental.

Dengan banyak membaca, selain mampu memberikan informasi dan pengetahuan, beragam kosakata atau istilah baru menjadi kian bertambah. Sehingga dalam berkomunikasi dengan orang lain, mampu meningkatkan rasa percaya diri. Bukan jadi orang kuper dan tidak pede.

Buku bukan cuma untuk orang berilmu. Justru dengan mendekatkan diri pada buku, kecerdasan seseorang dapat lebih meningkat.

Nah, senyampang masih punya kesempatan bisa membaca buku, lakukan saja. Sudah murah meriah, dapat bonus kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun