Meskipun kini eranya dunia digital, buku bacaan dimodel PDF, namun buku fisik masih tetap ada peminatnya. Hanya saja jumlahnya mungkin sudah banyak berkurang.
Membaca di gadget memang memudahkan. Bisa dibaca di mana saja dan kapanpun saja. Berbeda dengan buku fisik, yang kalau lupa menempatkan, bisa jadi masalah baru.
Tetapi di sisi lain membaca secara terus-terusan lewat layar digital, bisa membuat mata cepat lelah. Dalam dunia kesehatan, ini juga menimbulkan masalah baru.
Baiklah, ini semua tergantung masing-masing orang. Kembali pada selera, kebiasaan, atau pada kenyamanan. Bagaimana mereka tetap punya kebiasaan baik membaca buku, dengan berbagai cara yang ada.
Pengaruh Buku dan Daya Imajinasi
Menengok kembali pada kenangan membaca buku-buku masa anak-anak, ternyata tanpa disadari, cerita-cerita itu masih terekam di memori. Walau tak hafal persis, tetapi garis besarnya masih samar-samar bisa dirasakan.
Serial karya Enid Blyton dengan cerita detektif Lima Sekawan, cerita klasik karya HC Andersen, dulu menjadi salah satu dari buku bacaan yang digemari. Termasuk juga komik Petualangan Tintin karya Herge.
Bedanya, buku yang berisi tulisan saja, dunia imajinasi akan bebas berpetualang. Lokasi, waktu, tokoh cerita, dan setting apapun yang tertulis di sana menjadi bebas diinterpretasikan. Berbeda dengan dunia gambar yang sudah tersaji. Alam pikiran akan menbayangkan mereka jika itu ada di dunial nyata.
Novel Harry Potter karya JK Rowling mungkin menjadi karya abadi yang muncul di abad XXI. Kemampuan untuk menulis cerita, mengeksplorasi banyak hal hingga mampu menjadikan gambaran yang tertulis itu menjadi real di dunia film, tentu juga didukung oleh kegemarannya membaca banyak hal sebagai sumber pengetahuan.
Maka tak heran kalau ada kalimat, "Buku adalah Jendela Dunia." Sebab dengan buku, kita tahu banyak hal. Informasi dan pengetahuan yang baru, bisa diperoleh di sana.
Manfaat Bagi Tubuh dan Otak
