Mohon tunggu...
Helen Adelina
Helen Adelina Mohon Tunggu... Insinyur - Passionate Learner

Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value - Einstein

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Untuk Putriku

1 Juni 2021   12:21 Diperbarui: 1 Juni 2021   17:24 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi surat (pinterest)

Ibu akan menjawab pertanyaan yang dulu pernah kamu tanyakan pada Ibu.

Dulu waktu kamu bayi berumur 4 bulan, kamu sakit-sakitan. Kata orang tua dulu, mungkin Ibu dan kamu tidak cocok. Itu sebabnya Ibu menitipkan kamu ke nenek. Selain itu, Ibu tidak sanggup mengurus kamu karena Mas Bayu butuh perhatian Ibu juga. Dan memang bersama nenek kamu lebih terawat.

Setelah itu, Ibu hamil lagi. Dewi lahir 2 tahun setelah kamu lahir. Ibu berpikir kamu dirawat baik oleh nenek dan kamu dekat dengan nenek. Jadi Ibu tidak tega membawa kamu pulang, selain Ibu juga harus merawat Dewi. Ibu membawa kamu pulang setelah kamu cukup umur untuk sekolah.

Ibu mengaku salah. Harusnya saat kamu tinggal bersama nenek, Ibu sering menjenguk kamu di rumah nenek. Setidak-tidaknya kamu tahu bahwa saya adalah ibumu. Tapi waktu itu Ibu mempertimbangkan kalau Ibu datang ke rumah nenek, kamu justru bingung. Karena selama ini yang kamu anggap sebagai ibu adalah nenek.

Ibu memang tidak pernah mengucapkan selamat setiap kali kamu juara kelas. Ibu tidak mau kamu puas diri karena Ibu takut kamu nanti jadi malas belajar. Mungkin kamu tidak tahu, Ibu sering membanggakan kamu ke teman-teman kantor Ibu.

Ibu meyetujui kamu mengambil kuliah di seberang pulau karena Ibu percaya Ayu bisa jaga diri. Ayu bisa hidup mandiri. Ibu tahu kalau Ayu kuliah di sana, masa depan Ayu lebih terjamin. Ayu akan bertemu orang-orang baru yang pola pikirnya lebih maju daripada orang-orang di sini.

Mungkin penjelasan Ibu tidak benar-benar menjawab pertanyaan Ayu. Mungkin juga penjelasan Ibu ini tidak bisa  mengobati luka hati Ayu. Ibu berharap Ayu bisa memaafkan Ibu. Tapi kalaupun Ayu tidak bisa memaafkan Ibu, Ibu pasrah saja. Itu bukan salah Ayu.

Ibu berdoa semoga Ayu bahagia, menemukan laki-laki yang benar-benar mencintai Ayu sepenuh hati. Ibu berdoa apa yang Ayu cita-citakan tercapai. Hidup ini tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan. Ibu berdoa supaya kamu tetap kuat, jangan pernah menyerah. Jadi orang yang berguna ya, Cak Ayu. Semoga Yang Maha Kuasa senantiasa melindungi.

Ibu mencintaimu.

-----------------

Ayu menangis selesai membaca surat itu. Air matanya tumpah membasahi kertas surat itu. Surat itu membawanya kembali ke ingatan-ingatan suram masa lalunya. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia juga mencintai Ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun