Mohon tunggu...
Hassanah
Hassanah Mohon Tunggu... Freelancer - Just a sister

Si penyuka ketenangan, aroma hujan, dan suara katak.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Pertama di Surga

3 Juni 2023   05:10 Diperbarui: 3 Juni 2023   05:16 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/469570698660899016/

"Tapi ... Faiza sudah tidak suci lagi, Umi." Faiza terisak. Suaranya terdengar sengau. "Ana perempuan kotor, Umi. Ana tidak pantas untuknya. Ana--"

"Anakku," potong Abi, cepat. "Kita tidak dapat mengukur tingkat kesucian seorang manusia, termasuk diri kita sendiri. Tidak peduli bagaimana masa lalunya, siapa pun berhak menata masa depannya," lanjut Abi.

"Benar apa yang dikatakan Abi, Faiza. Di mata kami, kamu adalah perempuan soleha. Tidak sedikit lelaki yang hendak meminangmu. Termasuk Taqy," tambah Nurul.

"Mbak Nur, Faiza bahkan pernah hamil tanpa tahu siapa ayah janin itu. Faiza juga tidak tahu siapa ayah kandung Faiza. Faiza hanya ...." Air mata Faiza sudah tidak dapat dibendung lagi. Tumpah ruah seketika saat Umi memeluknya.

"Istigfar, Nduk. Istigfar. Sebut nama Allah. Jangan ungkit lagi masa lalu itu. Allah sangat menyayangimu." Umi turut terisak. Dadanya masih saja sesak setiap kali Faiza mengatakan kenyataan pahit hidupnya.

Empat tahun lalu, Umi tidak sengaja menemukan Faiza yang berusia delapan belas tahun menangis di pinggir jalan. Tubuhnya lemah dan penuh lebam. Dengan hati-hati, Umi mengajak Faiza yang dulu bernama Lara untuk ikut bersamanya.

Setelah berdiskusi dengan sang suami, akhirnya Umi mendapat persetujuan untuk merawat Faiza. Butuh waktu lama untuk membuat Faiza merasa aman tinggal bersama mereka. Bahkan dia sempat tidak bisa mendengar suara lelaki termasuk Abi. Dia akan menjerit ketakutan.

Dua bulan setelah tinggal di pondok pesantren, akhirnya Faiza sudah mulai terbiasa. Dia bersemangat belajar agama. Sedikit demi sedikit, dia pun menceritakan bagaimana kehidupannya yang dulu. Tinggal di lingkungan lokalisasi, mencium aroma alkohol setiap hari, mendengar kata-kata kasar penuh caci maki, bahkan menyaksikan sesuatu yang tak seharusnya dia lihat hari demi hari. Dia menangis dan meminta untuk tidak dipulangkan setiap kali bercerita hal tersebut.

Tidak lama setelah itu, Faiza yang tengah hamil akibat diperkosa sebelum bertemu Umi, mengalami keguguran. Dia sangat terpukul karena tidak mengetahui kehamilannya. Umi dan Abi pun sempat membawa Faiza ke psikolog untuk membantunya menghadapi trauma baru. Setelahnya, keadaan mulai membaik walau terkadang dia menangis histeris tanpa sebab.

Di saat itulah lelaki bernama Taqiyan Al Hanif mengenal Faiza. Lelaki lulusan Universitas Madinah yang mengajar di pondok pesantren tersebut secara tidak sengaja mendengar Faiza meraung-raung di dalam kamar. Kala itu, Taqy hendak menemui Abi Iqram untuk membicarakan beberapa hal terkait pekerjaan.

Banyak hal yang ingin diketahui Taqy mengenai Faiza. Namun, Abi hanya membagi sedikit cerita. Bagaimana pun, aib seseorang tetap harus ditutup rapat-rapat. Terlebih Faiza sedang mengalami trauma yang sangat berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun