Mohon tunggu...
Hasan Buche
Hasan Buche Mohon Tunggu... Guru - Diam Bukan Pilihan

Selama takdiam jalan akan ditemukan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Hasan Buche

24 September 2020   23:06 Diperbarui: 24 September 2020   23:09 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mimpi Tak Berkelir

mantel kabut masih lekat
membalut pagi buta
udara es menaburkan jarum
mencucuki pori dan sum-sum
tapi orang-orang perkasa itu
dari lembah-lembah jauh dan dalam
bagai gerombolan semut keluar
dari lobang-lobang persembunyian
berpeluk dan berjabat dengan nasib
hangat  sepenuh nikmat

orang-orang perkasa itu
: laki dan perempuan tua dan muda
bertebaran memetik pucuk-pucuk rahmat
yang terhampar di halaman rumah-Nya
di dada mereka menyala obor abadi
penyuluh langkah
mencari berkah

orang-orang perkasa bersahaja
dengan mimpi yang tak berkelir
dengan berat menindih
langkah lincah
menyusur lembah
licin dan basah

jika malam membayang
hanya satu yang mereka tahu
: pulang.
maka senyum mengembang
meneman bulan di lingkar kalang

2012

***

Mimpi Terlarang
: dari yang terserak

di lorong-lorong nasib
di kolong-kolong nestapa
kaum jelata melata di mega kota
menggelapar bertarung lapar
ratap pengap terucap
:
kuhitung teramat lama
angin taksilir  menerpa
ada hampa di rongga dada
ada takut lama mengendap di dada
mengapa semua mendadak takgerak
adakah sesuatu sontak menjelma golak

o, mimpiku kelam
dengkurku tercabik keras kehidupan
taksisa sekepal asa sejengkal suka

burung-burung di awang
taklagi membentuk formasi serasi
dan gemawan berserak mencipta sangsi

o, mimpiku kelam
dengkurku tercabik keras kehidupan
taksisa sekepal asa sejengkal suka

gerimis takjua meniris
menghadir sembilu
tajam mengiris

cambuklah kami, tuan
siksalah kami
muntahlah di jiwa kami
sesukamu sepuasmu
mungkin itu pantas bagi kami
karna kami memang alas
pantas digilas dan ditindas
asal biarkan kami punya mimpi

memecah udara beringas satpol pp menghardik:
"dilarang bermimpi di negeri ini
dilarang bermimpi jika jelata
semua mimpi sudah terbeli
semua mimpi ada yang miliki
penguasa dan pengusaha
ayo menepi
buang semua mimpi"

o, pesulap lahap
biarkan kami punya harap
o, pedagang sapi
biarkan kami punya mimpi

2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun