Mohon tunggu...
Rena Siva
Rena Siva Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

https://www.wattpad.com/user/Rena_Siva Instagram : rena_siva08 Salam kenal. Terima kasih sudah mampir ke blog saya. Hanya satu pesan jangan menyalin karya saya tanpa izin ya.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dream & Love Part 1 | 03. Anak Baru (02)

21 Februari 2017   15:21 Diperbarui: 21 Februari 2017   15:53 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa waktu begitu cepat berjalan. Eva dan Rojak ingin bermanja-manja dengan kasur mereka setelah melakukan sholat subuh pagi ini, tapi tidak berlaku untukl Nena ia lanjut membuka bacaan novel remaja yang belum selesai ia baca. Karena ingin menghirup udara segar pagi ini akhirnya ia memutuskan untuk keluar rumah Eva.

Nampak sang mentari belum menampakan wajahnya dan udara masih dingin beruntung Nena mengunakan jaket jadi tidak terlalu dingin. Iapun langsung duduk di teras Eva. Suasana sangat tenang di perumahan itu dan nampak orang berlalu lalang.

Karena merasa bosan akhirnya Nena memutuskan untuk menghentikan bacaannya.  Saat mau masuk rumah tiba-tiba ada yang memanggilnya dari belakang dan ia pun menolehkan badannya ke belakang.

“Hai, dek kamu udah bangun” Ternyata Kak Nowy yang memanggilnya, ia tampak santai dengan bersepatu olahraga, celana panjang dan t-shirt.

“Ohhh Kak Nowy, Assalamu’alaikum” Sapa Nena ceria “Kakak mau olahraga ya”

“Iya Nen. Kakak terbiasa jalan-jalan pagi sambil lihat sunrise di belakang perumahan lokasi itu salah satu tempat favoritku. Ini aku bareng tetanggaku dan aku baru nungguin mereka. Yang lain Nen?” Tanya Kak Nowy sambil mengencangkan tali sepatu yang masih kendor.


“Hehehe” Nena tak berani menjawab hanya tersenyum karena dia tidak mau jika sahabatnya terlihat kurang baik di depan orang lain.

Tampak dari arah samping ada 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan datang mengampiri Kak Nowy. Kak Nowy pun merespon sapaan mereka.

“Nen, kakak olahraga dulu ya” Pamitnya.

“Tunggu Kak aku boleh ikut enggak ?” Pinta Nena tiba-tiba karena ingin melihat sunrise yang dikatakan oleh Kak Nowy.

“Boleh” Kak Nowy pun memperbolehkan Nena ikut.

Nena pun langsung mengambil sepatu Eva yang sedang berada di teras tanpa sepengetahuan Eva. Mereka berlima kemudian berjalan ke luar area perumahan. Disepanjang perjalanan Kak Nowy asik ngobrol dengan teman-temannya termasuk dengan perempuan satu perumahan itu. Nena merasa tercueki dan hanya diam saja sambil menikmati pemandangan sawah di jalan menuju tempat yang mereka tuju.

Karena masih terlalu pagi sang mentaripun belum menampakan sinarnya mereka berlima memutuskan untuk duduk di rerumputan pinggir sawah yang agak tinggi sambil menanti terbitnya sang mentari. Kak Nowy duduk diantara Nena dan perempuan itu.  Dari tadi perempuan itu tak henti-hentinya mencuri perhatian Kak Nowy dan banyak mengalihkan perkataan setiap Nena mau ngobrol dengan Kak Nowy. Nena semakin sebal dan menahan kekecewaan di depan Kak Nowy.

“Nen, coba kamu lihat sunrisenya udah kelihatan” Kak Nowy langsung berdiri dan mengajak Nena untuk berdiri dan melihatnya. “Cantikkan”

Nena langsung berdiri dan melihatnya. Dia sangat bahagia karena bisa melihat sang mentari terbit sangat indah sekali. “Iya Kak indah sekali” Nena kemudian menatap wajah Kak Nowy yang terkena sinar matahari sambil tersenyum dan kemudian melihat sunrise lagi.

Karena tak mau kegilangan moment tersebut mereka pun berselfie ria di belakang cahaya sang mentari. Hati Nena sangat bahagia hari ini karena bisa melihat sunrise yang indah itu. Setelah puas melihat sunrisemereka perjalanan pulang.

Saat pulang mereka memutuskan untuk melewati jalan yang berbeda dan lebih cepat tapi sayang jalan tersebut berlubang dan berair. Ada beberapa pengendara motor yang berlalu lalang.

“Nena, awas...” Kakak Nowy kemudian berdiri di samping kanan Nena dan merentangkan tubuhnya untuk melindungi Nena dari cipratan air kotor karena ada kendaraan yang melaju dengan kencang.

Semua orang langsung kaget, salah satu teman laki-laki kak Nowy ingin mengejarnya tapi dicegah olehnya. Perempuan teman kak Nowy langsung memberikan handuk kecil yang dia bawa ke Kak Nowy.

“Kak Nowy gak papa” Nena mulai khawatir melihat sebagian tubuh kak Nowy terkena air.

Kak Nowy hanya tersenyum “Aku enggak apa-apa. Kamu gimana?

“Aku gak papa Kak”

“Kamu enggak usah khawatir habis ini aku juga mandi yang penting kamu baik-baik saja” Kak Nowy menenangkan Nena yang agak khawatir dengannya.

Nena merasa bersalah ke Kak Nowy karena tidak hati-hati. Diperjalanan pulang Nena hanya diam sedangkan perempuan itu sibuk membantu Kak Nowy membersihkan kotoran di kaosnya.

Saat sampai di depan rumah Eva, Nena minta maaf ke Kak Nowy tapi Kak Nowy malah tertawa.

Nen, kamu santai aja kalaupun bukan kamu Kakak akan bersikap seperti itu kamu sudah aku anggap sebagai adik sendiri. Aku hanya tidak ingin kamu sakit aja apalagi nanti kamu sekolah kan. Ya sudah ya Kakak mau masuk dulu. Kamu segera mandi persiapan untuk ke sekolah” Kak Nowy kemudian berjalan menuju ke rumah.

Untuk kesekian kali Nena dibuat kagum dengan sosok Nowy yang merupakan kakak kandung Sena ini.

Nena kemudian melepas sepatunya dan masuk kerumah Eva. Di dalam terlihat Rojak dan Eva yang sudah rapi dan sedang sarapan. Mereka dari tadi mencari Nena yang pergi tidak pamit. Nena hanya tersenyum dan masuk kamar Eva untuk mandi dan persiapan sekolah.

Eva dan Rojak menunggu Nena di ruang tamu sambil membaca koran yang baru datang. Setelah 20 menit menunggu akhirnya Nena keluar kamar. Nena pun mengambil roti untuk sarapan di sekolah karena takut kesiangan nantinya. Mereka bertiga keluar rumah. Saat mengambil sepatunya Eva nampak curiga dengan sepatu olahraganya yang memang jarang dipakai terlihat kotor. Eva tidak begitu ingin tahu lebih siapa yang menggunakan sepatu tersebut, ia kemudian meminta tolong Bibi Sri untuk membersihkannya.Merekapun berangkat ke sekolah dengan penuh semangat dan siap menghadapi pelajaran yang semakin berat dari hari ke hari semenjak mereka kelas 12 SMA.

©  ©  ©

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun