Mohon tunggu...
Ahmad Jazuli Harwono
Ahmad Jazuli Harwono Mohon Tunggu...

Menulis untuk melupakan masalah, dan satu-satunya cara yang paling memungkinkan(saat ini) untuk beraktualisasi. Penulis dapat di hubungi melaui email:paklik_jul@yahoo.co.uk dan hp:081 386 25 6949

Selanjutnya

Tutup

Drama

Istri Kurang Ajar!

9 Desember 2013   12:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:08 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu saat sepasang suami Istri sedang duduk berbincang-bincang di ruang keluarga:


  • Istri: Mas, kenapa dari dulu dipikiranku isinya hanya ingin membeli sesuatu ya?
  • Suami: Tumben nyadar
  • Istri: Kenapa ya Mas, kok bisa gitu?
  • Suami: Ya, karena selama ini pikiran seperti itu kamu biarkan menguasai dirimu.
  • Istri: Habisnya aku dari dulu oleh orang tuaku di biarkan begitu ya Mas. (di turuti)
  • Suami: Itu kan dulu, sekarang kan kamu sudah jadi orang tua sendiri (untuk anak-anakmu). Sudahsaatnya kamu bersikap bijaksana dan menemukan kesalahanmu selama ini, untuk kamu perbaiki.
  • Istri: Tapi kan susah mas, menghentikan kebiasaan.
  • Suami: Asal kamu mau, ya pasti bisa.
  • Istri: Caranya?
  • Suami: Ganti semua yang selama ini kamu masukkan di otakmu.
  • Istri: Maksudnya?
  • Suami: Ya kalau ngenet ya jangan hanya cari situs belanja online, baca kek artikel-artikel yang membangun wawasan danjiwamu. Juga cari teman yang baik-baik. Teman yang nggak hanyasibuk ngobrolin barang-barang kepunyaan melulu .Memangnya semua orang hidup harus jadi ahli belanja semua, kan enggak.Orang hidup bisa jadi pengusaha, jadi seniman, jadi rohaniawan, dan lain-lain. Yang kamu lihat, dan kamu dengar selama ini akan membentuk seperti apa jadinya dirimu. (Suami terus berceramah) Orang hidup itu harus bertanya; Mengapa kita di sini (hidup), lalu untuk apa (kemana) tujuan hidup kita. Temukan jawaban dan tentukan tujuanya. Bila hari ini kita dapati diri kita melenceng dari tujuan yang kita harapkan, maka segera rubah dan perbaiki. (Setelah berhenti bicara, si suami membuka toples di meja dan mengambil kue yang ada di dalamnya)
  • Istri: Kok ngambil roti di toples itu, memangnya kamu sudah cuci tangan.Kamu kan tadi habis salaman sama orang. Kamu kan belum cuci tangan. Aku jadi rugi beli roti itu. Makan saja semua.(Berdiri dari kursi,marah danmelangkah meninggalkan suami.)
  • Suami: Kamu itu, biasa.Mana tanganku yang kotor (sambil menunjukkan tanganya), sok bersih.Kamu itu, selalu over sok bersih tetapi gak pernah bisa menghargai perasaan orang lain. Dasar istri kurang ajar! (Berdiri dan keluar rumah, melupakan semua yang baru saja di bicarakan)

Bisa jadi, kita termasuk orang yang tidak pernah mencoba mengenali diri sendiri. Walaupun sudah banyak reaksi dari orang lain atas sikap dan perilaku buruk kita, tetapi semua itu , mungkin saja tidak pernah kita jadikan bahan koreksi untuk perbaikan diri. Yang sering ada, justru hanya sikap membela diri yang menjadi-jadi.

Apa yang paten dan terperangkap dipikiran kita, jangan-jangan sikap dan pemikiran, bahwa kita orang yang sudah benar. Sehingga tidak ada yang perlu dirubah. Dengan bangga mungkin kita sering mengatakan; seperti inilah adanya kita, dan orang lain harus memaklumi. Termasuk memaklumi segala arogansiyang kita miliki!.

Pertanyaanya, benarkah segala perangai buruk yang kita miliki tidak perlu di ubah? Bila jawabanya iya, maka itulah ciri penghuni neraka. Orang yang di dalam jiwanya terperangkap segala sifat buruk, dan tak kunjung memiliki kesadaran untuk melakukan perbaikan diri, sesungguhnya kehadiranya adalah neraka bagi orang lain dan dirinya sendiri. Maka dari itu, sebelum kita termasuk kedalam golongan orang yang demikian, maka segera kenali dirimu. Tiada dosa besar jika itu ditobati dan dihentikan. Tetapi dosa kecil yang diulang-ulang maka akan mematikan kepekaan hati, sehingga kita tak lagi bisa mengenali baik dan buruk.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun