3. Bikin ritme, bukan tekanan
Alih-alih bikin jadwal padat yang bikin kamu stres, coba buat ritme harian yang terasa ringan dan bisa kamu nikmati.
 Kebiasaan itu seperti lagu---kalau temponya terlalu cepat, kamu bisa ngos-ngosan.
Contoh: Pagi: baca 1 halaman buku Siang: minum air putih 2 gelas Malam: evaluasi 1 hal positif hari ini.
4. Kalau gagal, ulangi. Bukan berhenti.
Gagal itu wajar. Hari ini bolong. Besok males. Lusa mood jelek.
 Tapi konsistensi bukan tentang nggak pernah gagal, tapi mau bangun lagi setelah jatuh.
 Kamu cuma perlu bilang ke diri sendiri: "Oke, kita mulai lagi. Gak apa-apa."
Catat ini: Gagal bukan musuh konsistensi. Menyerah, iya.
 5. Kelilingi dirimu dengan orang yang juga berjuang
Kalau kamu sendirian, kamu gampang capek.
 Tapi kalau kamu punya teman yang juga sedang belajar konsisten, kamu akan merasa didukung.
 Ceritakan prosesmu. Update ke teman. Ikut komunitas. Atau follow akun yang positif. Itu membantu banget.
Misalnya: punya teman buat saling ingetin target mingguan. Atau saling sharing progres tiap malam.
Konsistensi itu seperti menanam
Hari ini kamu tanam benih. Besok kamu siram. Lusa kamu lihat masih tanah biasa.
 Tapi suatu hari... akan tumbuh. Pelan-pelan. Diam-diam. Tapi pasti.
Kamu nggak harus hebat dulu buat mulai. Tapi kamu harus mulai dulu untuk jadi hebat.