Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pustakawan Bergaji Rendah, Profesi Penting yang Terlupakan

16 September 2025   07:23 Diperbarui: 16 September 2025   07:23 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara di Indonesia, pustakawan sering kali dianggap "pekerjaan sambilan." Bahkan tidak jarang, posisi ini diisi oleh guru atau pegawai lain yang ditugaskan tanpa latar belakang ilmu perpustakaan. Akibatnya, profesi pustakawan kehilangan marwahnya sebagai profesi yang benar-benar spesialis.

Harapan yang Tersisa

Apakah kondisi ini akan dibiarkan berlarut-larut? Jawabannya tentu tidak boleh. Ada beberapa langkah yang bisa menjadi jalan keluar:

1. Kebijakan Upah Layak

Pemerintah perlu menetapkan standar gaji minimum khusus pustakawan, terutama di sekolah. Jika guru sudah memiliki tunjangan profesi, mengapa pustakawan tidak?

2. Jenjang Karier yang Jelas

Profesi pustakawan harus memiliki jalur kepangkatan seperti guru dan dosen. Dengan begitu, ada motivasi untuk terus meningkatkan kompetensi.

3. Pengakuan Profesional

Masyarakat perlu mengubah pandangan. Pustakawan bukan sekadar penjaga buku, melainkan bagian integral dari ekosistem pendidikan dan literasi nasional.

4. Pelatihan dan Teknologi

Era digital menuntut pustakawan melek teknologi. Investasi pada pelatihan dan infrastruktur digital perpustakaan adalah kunci agar profesi ini tidak tertinggal.

Refleksi Penutup

Ada ironi yang begitu terasa: bangsa yang ingin mencetak generasi cerdas justru melupakan mereka yang setiap hari bekerja menjaga kecerdasan itu. Pustakawan adalah profesi sunyi yang sering tak terlihat, tetapi tanpanya, upaya mencerdaskan kehidupan bangsa akan pincang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun