Di negeri ini, pengukur denyut ekonomi bukan lagi inflasi atau suku bunga acuan, tapi seberapa ramai mall saat weekend dan seberapa cepat promo "mid year sale" viral di TikTok. Lupakan data BPS, yang penting antrean di kasir Indomaret masih ada.
Lalu muncullah tiga tokoh kontemporer yang tak kalah ikonik dari trio Warkop DKI: Rojali, Rohana, dan Robeli. Bukan nama teman sekolah, melainkan representasi nyata dari kondisi daya beli rakyat hari ini.
Rojali dan Rohana: Turis Mall Zaman Now
Rojali, alias Rombongan Jarang Beli, biasanya datang berombongan---kadang sekeluarga besar plus anak tetangga. Mereka mengelilingi mall seperti turis di museum. Semua ditanya, semua dicoba, semua dicium aromanya, tapi tidak ada yang benar-benar dibeli. Paling banter, pulang bawa katalog diskon dan plastik kosong yang diselipkan ke dalam tas biar terlihat 'habis belanja'.
Tak kalah menarik, Rohana, Rombongan Hanya Nanya-Nanya. Mereka masuk toko dengan percaya diri, mencoba sepatu limited edition sambil selfie tiga sudut, tanya harga, tanya warna lain, lalu pamit sambil bilang, "Nanti balik lagi ya, Mbak." Jangan salah, mereka ini konsumen yang sopan dan berpendidikan. Bedanya cuma satu: niat beli ditinggal di parkiran.
Mall Jadi Studio Konten, Bukan Tempat Transaksi
Fenomena Rojali dan Rohana bukan semata tren iseng, melainkan cerminan daya beli rakyat yang sedang loyo seperti baterai ponsel yang dicolok tapi listriknya padam. Dulu, orang ke mall untuk belanja. Sekarang, ke mall untuk ngadem, numpang sinyal, dan jadi figuran dalam konten TikTok orang lain.
Datangnya Robeli, Harapan atau Ilusi?
Apindo, asosiasi pengusaha yang tak pernah kehilangan harapan, menyebut Robeli akan segera hadir. Ini singkatan dari Rombongan Benar Beli---kelompok konsumen yang katanya mulai muncul seiring optimisme ekonomi.
Katanya, kalau produk lokal makin berdaya saing, investasi tumbuh, dan diskon makin menggila, Robeli akan datang seperti superhero Marvel yang telat muncul di trilogi.
Tapi mari kita realistis. Robeli hanya akan lahir kalau isi dompet rakyat naik kelas, bukan sekadar ganti cover. Daya beli itu bukan soal niat, tapi soal uang yang bisa dipakai setelah bayar listrik, cicilan, bensin, dan paket data.
Lipstick Index & Konsumsi Gaya Hidup
Lucunya, fenomena Rojali-Rohana hidup berdampingan dengan Lipstick Index---sebuah istilah ekonomi yang menjelaskan bahwa walau konsumsi menurun, barang-barang kecil nan 'glamor' justru laris.
Jadi meskipun rakyat menahan beli beras, mereka tetap beli skincare glowing. Karena bagi rakyat hari ini, glowing di story lebih penting daripada kenyang di rumah. Ekonomi boleh suram, tapi feed Instagram tak boleh pudar.
Pemerintah & Retailer, Silakan Akrobat Lagi
Para pelaku ritel berharap pemerintah 'boost demand'. Tapi apa yang bisa di-boost kalau saldo rekening tinggal kenangan dan gaji stagnan sejak zaman ringtone monophonic?
Diskon sudah maksimal, cashback sudah habis-habisan, tapi kalau dompet rakyat makin tipis, ya mall tetap akan penuh oleh Rojali dan Rohana yang hanya datang untuk rekreasi, bukan transaksi.
Akhirnya, Ini Bukan Soal Diskon---Tapi Daya Hidup
Mungkin ini saatnya kita berhenti menyalahkan konsumen dan mulai melihat akar masalah: ketimpangan pendapatan, tekanan hidup urban, dan jebakan gaya hidup digital.
Rakyat hari ini bukan tidak peduli ekonomi, mereka cuma sudah terlalu terbiasa pura-pura sejahtera demi eksistensi sosial.
Dan jangan lupa, di balik Rojali yang cuma lihat-lihat, ada perjuangan ayah dua anak yang gajinya pas-pasan. Di balik Rohana yang cuma tanya-tanya, ada ibu rumah tangga yang sekadar ingin merasa 'normal' di tengah tuntutan hidup. Dan di balik Robeli yang sesekali belanja, ada warga kelas menengah yang menggadaikan payung emas demi bisa ikut promo "buy 1 get 1 dengan syarat dan ketentuan berlaku".
Maka, jika hari ini kita melihat mall ramai tapi kasir sepi, jangan buru-buru menilai daya beli pulih. Bisa jadi itu hanya tanda bahwa rakyat sedang menjalani terapi visual: melihat-lihat barang mewah agar lupa sebentar bahwa nasi putih pun kini harus dihemat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI