Kepercayaan, terutama dalam dunia investasi global, bukanlah sekadar simbol prestise. Â Ia dibangun di atas fondasi yang kokoh: transparansi, akuntabilitas, dan meritokrasi. Â
Kasus kontroversial mundurnya Ray Dalio dari Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menjadi cerminan tajam atas pentingnya prinsip-prinsip tersebut, sekaligus mengungkap celah dalam tata kelola lembaga investasi strategis Indonesia.
Pengumuman mundurnya Dalio oleh Bloomberg pada 28 Mei 2025, disambut dengan beragam reaksi. Â
Sementara CEO Danantara, Rosan Roeslani, membantah kabar tersebut, Dalio sendiri, melalui unggahan di akun Instagram-nya, justru menyoroti pentingnya meritokrasi dengan pesan tegas: "Jangan gunakan pengaruhmu untuk membantu seseorang mendapatkan pekerjaan." Â
Pesan ini, yang disampaikan dengan kalimat sederhana namun bermakna dalam, terasa lebih dari sekadar nasihat umum.Â
Ia terkesan sebagai sindiran halus, bahkan kritik keras terhadap praktik perekrutan di Danantara.
Kehadiran Dalio sebelumnya disambut meriah sebagai simbol kredibilitas Danantara.Â
Sebagai pendiri Bridgewater Associates, firma manajemen investasi terbesar di dunia, namanya telah menjadi jaminan kualitas dan profesionalisme. Â
Namun, Â kehadirannya yang kini dipertanyakan, Â menunjukkan bahwa simbol semata tidak cukup untuk membangun kepercayaan jangka panjang. Â
Kepercayaan investor global dibangun atas dasar sistem yang transparan dan adil, yang menjunjung tinggi meritokrasi -- di mana posisi dan kesempatan diperoleh berdasarkan kemampuan dan prestasi, bukan koneksi atau pengaruh.