Hanya dengan demikian, kepercayaan investor dapat dibangun dan dipertahankan, Â menciptakan fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan dan keberlanjutan. Â
Simbol mungkin menarik perhatian, tetapi substansilah yang menentukan keberhasilan jangka panjang.
Mundurnya Ray Dalio dari Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara telah memicu gelombang reaksi, termasuk dari kalangan pengamat ekonomi. Â
Syafruddin Karimi dari Universitas Andalas dan Bhima Yudhistira dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Â menyatakan keprihatinan yang mendalam, Â menilai peristiwa ini sebagai indikator serius atas kelemahan tata kelola di Danantara. Â
Mereka menekankan bahwa penggunaan simbol semata, seperti mengandalkan nama besar Dalio untuk menarik kepercayaan investor, tidak akan bertahan lama tanpa dibarengi dengan pembenahan sistem internal yang substansial.
Syafruddin Karimi melihat penggunaan nama besar Dalio sebagai upaya membangun citra semata, sebuah strategi branding yang mengutamakan penampilan daripada substansi. Â
Menurutnya, Â penempatan Dalio sebagai penasihat lebih berfokus pada pencitraan daripada membangun sistem yang kokoh dan berkelanjutan. Â
Ia berpendapat bahwa pemerintah, dalam hal ini, telah menempatkan Dalio sebagai simbol untuk menarik kepercayaan, bukan sebagai bagian integral dari sistem yang utuh dan terintegrasi. Â
Tanpa perbaikan sistem internal yang berkelanjutan, Â kepercayaan yang dibangun atas dasar simbol akan rapuh dan mudah runtuh.
Pandangan serupa diungkapkan oleh Bhima Yudhistira dari Celios. Â
Ia menilai mundurnya Dalio sebagai alarm yang menandakan adanya masalah tata kelola yang serius di Danantara. Â