Kepergian seorang tokoh sekelas Dalio, yang sebelumnya antusias dan bahkan hadir di Istana, Â menunjukkan adanya alasan kuat di balik keputusan tersebut. Â
Bagi Yudhistira, Â ini bukan sekadar pergantian personel, melainkan sebuah sinyal peringatan atas potensi masalah yang lebih besar dan sistemik.
Kedua pengamat ekonomi ini sepakat menekankan pentingnya kematangan sistem dan transparansi dalam membangun kepercayaan investor. Â
Mereka berpendapat bahwa kepercayaan yang berkelanjutan tidak dapat dibangun hanya dengan mengandalkan simbol atau figur publik. Â
Hal yang jauh lebih penting adalah membangun sistem yang transparan, akuntabel, dan adil, di mana semua keputusan dan tindakan dapat dipertanggungjawabkan. Â
Meritokrasi, di mana posisi dan kesempatan diberikan berdasarkan kemampuan dan prestasi, bukan koneksi atau pengaruh, Â merupakan kunci untuk membangun sistem yang kokoh dan berkelanjutan.
Kritik dari Syafruddin Karimi dan Bhima Yudhistira menyoroti pentingnya substansi di atas simbol dalam membangun kepercayaan investor. Â
Kepergian Dalio menjadi momentum bagi Danantara untuk melakukan introspeksi diri dan melakukan reformasi internal yang substansial. Â
Fokus harus dialihkan dari upaya membangun citra semata ke pembangunan sistem yang transparan, akuntabel, dan berlandaskan meritokrasi. Â
Hanya dengan demikian, Danantara dapat membangun kepercayaan yang berkelanjutan dan menjadi lembaga investasi yang kredibel di mata dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI