Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Barak Militer Sebagai Solusi Pendidikan: Sebuah Kemunduran bagi Indonesia

10 Mei 2025   23:01 Diperbarui: 10 Mei 2025   23:01 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koordinator Nasional (Kornas) JPPI Ubaid Matraji di Jakarta Pusat, Jumat (27/12/2024)(Tangkap layar dari akun Instagram Sahabat JPPI) Via KOMPAS.com

Barak Militer Sebagai Solusi Pendidikan: Sebuah Kemunduran bagi Indonesia

 

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) melontarkan kritik pedas terhadap wacana menjadikan program barak militer sebagai kebijakan nasional untuk menangani anak bermasalah. 

Dalam siaran persnya pada Jumat, 9 Mei 2025, JPPI tegas menyatakan bahwa usulan ini merupakan bukti nyata kegagalan sistem pendidikan Indonesia. 

Pernyataan "Kebijakan barak militer: Bukti telak Kemendikdasmen gagal didik anak bangsa!" menjadi sorotan utama, menggarisbawahi keprihatinan mendalam terhadap arah kebijakan pendidikan nasional.

Usulan Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, yang mendorong penerapan model pendidikan berbasis militer, dinilai JPPI sebagai langkah mundur yang mencerminkan ketidakmampuan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam menciptakan sistem pendidikan yang efektif dan humanis. 

Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, dengan tepat mempertanyakan relevansi pendekatan represif dan kaku ala militer di era modern ini. 

Pertanyaan retoris, "Bagaimana mungkin, di era modern ini, pemerintah justru melirik model pendidikan yang kaku dan represif ala militer sebagai solusi?", mengungkapkan keresahan publik terhadap kebijakan yang dianggap kontraproduktif.

Pendidikan seharusnya menjadi proses pembinaan karakter dan pengembangan potensi anak, bukan ajang penindasan dan kekerasan. 

Model barak militer, dengan hirarki dan disiplin yang ketat, justru berpotensi menumbuhkan trauma psikologis dan menghambat perkembangan emosional anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun