Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kala Gus Dur Berziarah ke Makam Jujukan Togel

5 Februari 2021   06:04 Diperbarui: 5 Februari 2021   06:15 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gus Dur selalu memiliki cara unik dalam berdakwah, namun sering kali masyarakat tidak mengerti apa yang sebenarnya dilakukan, bahkan ditolak mentah karena dianggap keluar dari rel yang ada. Pernah suatu ketika, Gus Dur menziarahi makam yang dikenal sebagai basis "jujukan" kelompok abangan untuk mendapatkan nomor togel di daerah Kroya Jawa Tengah. 

Tentu saja di sana mereka tidak membacakan kalimat thayyibah, namun tradisi tersendiri di luar nilai keislaman. Apakah Gus Dur tidak mengetahui hal ini itu, mengapa harus menziarahi makam itu. 

Ternyata ada makna lain mengapa Gus Dur menziarahi makam tersebut. Pelan tapi pasti, mereka yang berziarah setelah itu mengubah ritual mereka tanpa ada pemaksaan dan perlawanan.

Berbeda dengan makam para pemberontak negara, sebut saja Kahar Muzakkar yang meninggal dekat dari sungai Lasolo, Sulawesi Tenggara, pada tanggal 3 Februari 1965. Pemakamannya tidak terdengar karena pihak militer merahasiakan pemakamannya. 

Pendukung dan keluarganya tidak memiliki akses untuk mengantarkan tokohnya ke pemakaman tokoh mereka. Tak hanya makam Kahar Muzakkar yang disembunyikan, ada pula makam Soumokil pemimpin Republik Maluku Selatan dan Kartosuwiryo pemimpin Negara Islam Indonesia yang disembunyikan pasca kemerdekaan Indonesia sampai saat ini.

Makam musuh negara tidak diketahui oleh masyarakat karena memiliki potensi menghidupkan kembali semangat perlawanan. Apalagi masyarakat Indonesia yang memiliki tradisi ziarah karena bagi mereka ziarah dapat menyemai bibit-bibit perlawanan. Itulah alasan konkret mengapa beberapa makam yang dianggap sebagai musuh negara tidak diketahui jelas letaknya. 

Ada anggapan bahwa makam tersebut diketahui, kemudian dikeramatkan, lalu lahir pemberontakan lagi. Mengaburkan informasi sebuah makam, dirasa sebagai langkah untuk menghilangkan pengaruh orang yang dimakamkan tersebut dari sejarah Indonesia

Ziarah sering kali tidak menampakkan satu entitas saja, ia akan multi pemaknaan tergantung dari mana dan dengan apa kita melihatnya. Ziarah sebagai budaya masyarakat terbangun dari nilai- nilai yang ada di realitas sosial. 

Mereka menziarahi tokoh yang berpengaruh dan dinilai memiliki keberkahan, walaupun sudah tiada. Tradisi ziarah-menziarahi sering mengundang polemik tersendiri, ada mereka yang mendukung dan ada pula yang bersikukuh menolak dengan alasan menyekutukan Tuhan mereka.

Ziarah itu netral, dia menjadi buruk karena memiliki pretensi yang destruktif terhadap struktur sosial. Namun juga bisa berwajah berseri dan menyenangkan bagi mereka yang meneladani sikap dan tutur kata etis tokoh yang telah tiada bagi sesama manusia. Ziarahlah dengan rasio bukan dengan emosi agar tidak baperan dan kolot terhadap sejarah. Mereka yang telah mendahului secara hakikat tidak memiliki potensi dan pengaruh yang signifikan bagi kalian, mereka menjadi hidup karena kalianlah yang menghidupkan semangat mereka dalam diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun