Mohon tunggu...
E.K.S Harini Muntasib
E.K.S Harini Muntasib Mohon Tunggu... Akademisi IPB University

E.K.S Harini Muntasib adalah profesor IPB University dan praktisi ekowisata, ahli pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Lulusan IPB University dan UGM. Dedikasinya kuat untuk konservasi dan wisata berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Bahaya Apa Saja dalam Pendakian Gunung Rinjani?

22 Juli 2025   17:44 Diperbarui: 23 Juli 2025   07:52 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemetaan bahaya biologi di Gunung Rinjani (Foto: DKSHE IPB, 2022)

Penanganan insiden melibatkan Edelweis Medical Help Center (EMHC), Forum Porter dan Guide, Dinas Pariwisata, BASARNAS, TNI/Polri, dan masyarakat sekitar. Sinergi inilah yang menjaga keselamatan di jalur pendakian Rinjani.

Manajemen bahaya yang telah dilakukan di kawasan wisata Gunung Rinjani (Foto: DKSHE)
Manajemen bahaya yang telah dilakukan di kawasan wisata Gunung Rinjani (Foto: DKSHE)

Rekomendasi Manajemen Bahaya

Manajemen bahaya menjadi kunci utama untuk meminimalisasi kecelakaan di kawasan wisata alam. Keselamatan dan keamanan tidak hanya untuk wisatawan, tetapi juga bagi guide dan porter, harus menjadi prioritas agar kegiatan wisata dapat berjalan secara berkelanjutan.

Salah satu langkah konkret adalah penyusunan tata kelola manajemen bahaya yang spesifik dan aplikatif. SOP ini mencakup koordinasi antar-stakeholder, prosedur evakuasi, hingga pemantauan pasca kejadian (Taman Nasional Gunung Rinjani, 2015). Dengan adanya SOP, penanganan bahaya dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

Selain itu, pengelola perlu melakukan pemeliharaan track yang tidak layak, karena infrastruktur yang rusak justru menjadi sumber bahaya baru. Keluhan terkait fasilitas yang kurang terawat kerap disampaikan oleh pendaki dan pelaku wisata.

Manajemen pengurangan risiko berdasarkan potensi bahaya (Foto: DKSHE)
Manajemen pengurangan risiko berdasarkan potensi bahaya (Foto: DKSHE)

Upaya pengendalian bahaya juga dapat dilakukan melalui edukasi dan himbauan sebelum dan selama pendakian, baik secara langsung melalui briefing oleh petugas maupun lewat media interpretasi. Kualitas penyampaian informasi menjadi faktor penting dalam membangun kesadaran pendaki terhadap risiko.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun