Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pulau Baai, Kala Membangun Tak Lagi Melulu Menunggu Pemerintah

19 September 2018   03:21 Diperbarui: 19 September 2018   04:03 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BUMN Pelindo II banyak berperan membesarkan pelabuhan di daerah ini. Sehingga kini pengolahan, pemasaran, dan penjualan hasil laut meningkat. Selain pelabuhan terus ditingkatkan, daerah sekitarnya juga dikeruk sehingga kapal-kapal besar bisa berlabuh dan ikut membawa hasil bumi yang mampir ke Pupau Baai.

Salah satu hasil laut dari Pulau Baai dipasarkan di rumah makan Ikan Laut Jingkrak di Kota Bengkulu. Mirip di Muara Angke, kepiting, udang dan ikannya bisa kita pilih dan timbang sendiri, lalu dimasak sesuai takaran kilogramnya. Tempatnya mewah dan saya yakin ramai. Soalnya yang punya sampai bisa parkir mobil Toyota versi sedan sport mewah di depan restoran ini. Hahaha. Saya sendiri meminta dibakarkan ikan sema yang saya beli dari pinggir jalan di restoran ini. Enak dan relatif murah biaya membakarnya, soalnya ikannya sendiri sudah mahal.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Omong-omong, buat yang belum tahu, ikan sema, atau ikan gariang, atau ikan larangan adalah ikan khas di air deras di Sumatera. Di beberapa tempat, menangkap ikan ini dibatasi pada bulan-bulan tertentu karena memang sulit mendapatkannya. Kalaupun ada yang ditangkap secara bebas, biasanya harganya berkali lipat ikan sungai biasa.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Balik ke Pulau Baai, tak hanya masjid. BUMN pun sudah turun membantu pengembangan sumber daya manusia di pulau ini, seperti yang diharapkan Dauri.

Bahkan diharapkan di masa depan, Pulau Baai akan menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK). Tidak hanya menjadi pelabuhan perikanan, akan dibangun pula terminal curah kering untuk mendorong industri sawit di sekitar Bengkulu dan karantina hewan. Selain itu, ada pula upaya menghubungkan Pulau Baai dengan Muara Enim, Sumatera Selatan dengan jalur kereta api, sehingga memperlancar arus barang.

BUMN-BUMN yang ada juga fokus membantu sekolah yang kini ada di Pulau Baai. Berbagai bantuan komputer dan renovasi sekolah diberikan, sehingga sekolah di sini bisa layak digunakan untuk belajar, tidak lagi memaksa anak-anak mudanya harus ke Kota Bengkulu untuk mendapatkan fasilitas lebih layak.

Berkeliling sebentar di Pulau Baai dan membuat video LIVE dengan koneksi 4G yang lancar di sekitar daerah ini, saya menyadari betapa potensialnya Pulau Baai menjadi tujuan wisata andai dikelola dengan benar. Hutan bakaunya, dengan keeksotisan perahu nelayan yang pulang melaut, pasar ikan, dan gerobak ikan yang hilir mudik penuh ikan-ikan ukuran besar, adalah sebuah pemandangan tersendiri yang pasti akan dinikmati turis, baik dalam maupun luar negeri.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Apalagi kalau wisata kuliner ikan, udah, dan kepiting bakar dibangun dengan serius di Pulau Baai. Pasti semua berebut berwisata ke Bengkulu. Bukan lagi sekedar mengejar Pantai Panjang yang indah dengan pasir putihnya saat sunset, tapi juga menghabiskan malam dengan makan sampai kenyang dengan berbagai ikan-ikanan.

"Iya bang. Kita itu sudah bosan sama Pantai Panjang terus. Lagipula sekarang sudah terlalu crowded, sehingga mulai banyak sampah dan kurang terurus. Lebih enak cari tempat lain," kata salah seorang warga di sekitar Pantai Panjang.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Betul, saya sudah saksikan sendiri, bahwa sebenarnya Pantai Panjang jadi membosankan, apalagi kalau sudah kenyang duluan dengan pemandangan pantai pasir putih sejak dari Aceh sampai Sumatera Barat. Masa iya pantai pasir putih lagi pantai pasir putih lagi...

Eh omong-omong wisata kuliner. Selain ikan, sebenarnya Bengkulu juga terkenal dengan hidangan asli bernama lema. Pasti banyak yang bertanya-tanya, apaan sih lema?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun