Kabar indah tentangmu aku dapatkan dari burung-burung. Mereka bersiul dengan nada riang saling berbalas satu sama lain. Daun-daun tak lupa menceritakan tentang kondisimu. Embun pagi juga turut mewartakan. Mereka berdua sedang menantikan kedatangan mentari.
Mentari tiba dengan kehangatan yang luar biasa. Didekapnya teman-temannya -- dedaunan, rerumputan, embun, burung-burung, dan lain-lain -- dalam rengkuhan yang mendamaikan. Mereka semua menyatu dalam bingkai terindah untuk dipersembahkan kepada manusia.
Lihat, angin yang melintas itu. Ia juga berkabar bahwa kau sedang baik-baik saja. Aku juga mau bercerita tentang keadaannya, ia bahagia, demikian kata awan yang tertatih-tatih jalannya karena sedang mengandung. Ya, sebentar lagi aku akan melahirkan hujan, demikian kata awan. Ia gembira mendapat kepercayaan dari Sang Maha Pengasih untuk membagikan Rahmat kepada para penghuni bumi.
Lamat-lamat sungai bernyanyi lirih. Suaranya terjaga. Aku ingin meninabobokan siapapun yang sedang dilanda kesedihan, katanya. Jika kau ingin ketenteraman, dengarkan nyanyianku, sambungnya. Gemericik suaranya yang terus menerus mengalun tanpa lelah menyelinap ke gendang telingaku dan menyebarkan kedamaian pada serat-serat jiwaku.
Sekawanan serangga menyimpan nyanyiannya yang semalaman melingkupi segala penjuru angin. Mereka seperti tak ingin merusak harmoni pagi hari yang telah dibangun oleh kawan-kawannya. Mereka setia berganti tugas mengistirahatkan daya sambil menunggu waktu untuk memuji kebesaranNya tiba.Â
Surabaya, Minggu 22/1/2023