Mohon tunggu...
Haqul Amar Firdaus
Haqul Amar Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa

once upon a time doesn't always have a happy ending

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi, Syair, Gurindam, Seloka, Mantra: Mengurai Jejak Sastra yang Sering Disamakan

20 April 2025   18:37 Diperbarui: 20 April 2025   18:37 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sastra Indonesia menyimpan kekayaan bentuk, dari puisi kontemporer hingga mantra magis. Namun, tak jarang kita keliru membedakannya. Mari telusuri keunikan masing-masing!  

1. PUISI

- Asal-usul: Berkembang sejak sastra modern Indonesia (angkatan Balai Pustaka).  

- Ciri Khas:  

  - Bebas (tidak terikat rima/bait).  

  - Mengutamakan estetika bahasa dan imaji.  

- Contoh:  

  > "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana..."

  > (Sapardi Djoko Damono, "Hujan Bulan Juni")*  

: [Puisi Sapardi Djoko Damono](https://www.google.com/search?q=puisi+sapardi+hujan+bulan+juni)  

2. SYAIR 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun