Jika kita berkaca pada Amerika misalnya, negara dengan PDB terbesar di dunia, merupakan negara yang diuntungkan karena merupakan negara dengan satu daratan yang luas. Saat melaksanakan studi disana, saya berkesempatan untuk berkendara menjelajah beberapa sudut wilayah paman sam, mulai dari timur New York ke barat California, dari utara Wisconsin hingga ke selatan Florida.Â
Standar hidup masyarakat di berbagai tempat relatif sama. Ditambah lagi setiap sudut negara ini terhubung dengan baik, entah itu melalui rel kereta atau jalur interstate, yakni jalur layaknya jalan toll di Indonesia namun bebas biaya.
Pembangunan jalur interstate di Amerika oleh Presiden Eisenhower dimulai pada tahun 1956. Proyek tersebut dikenal sebagai salah satu mega proyek terbesar di dunia karena menghubungkan seluruh negara bagian melalui empat hingga enam ruas jalur bebas hambatan.Â
Proyek pembangunan jalan sepanjang 65 ribu kilometer tersebut selesai 40 tahun kemudian, dan menjadikannya tulang punggung pemerataan pembangunan di Amerika Serikat.
Hasil dari pembangunan tersebut dapat dilihat saat ini. Lima negara bagian (provinsi) di Amerika Serikat dengan skala ekonomi (PDB) terbesar, yaitu California, New York, Texas, Florida, dan Illinois tersebar merata di seluruh wilayah negara.Â
Pemerataan tersebut membuat Amerika dapat mengoptimalkan luas lahan yang dimiliki untuk menjadikannya sumber pertumbuhan ekonomi. Bandingkan dengan Indonesia, yang hampir 60% ekonominya terkonsentrasi di Pulau Jawa, 20% terdapat di Sumatera, dan sisanya tercecer di Kalimantan, Sulawesi, Papua, hingga kepulauan Maluku, Bali dan Nusa Tenggara.
Sekali lagi, Amerika diuntungkan karena merupakan negara satu daratan, sehingga terlalu naif jika langsung dibandingkan dengan Indonesia yang tersusun dari 17 ribu pulau.Â
Yang perlu digarisbawahi dari analisa diatas adalah betapa pentingnya integrasi lintas wilayah untuk membesarkan perekonomian suatu negara, sebagaimana pembuluh darah yang berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh sehingga semua organ dapat bekerja dengan baik.
Merajut Nusantara
Jika diibaratkan, Indonesia bak potongan kain-kain besar dan kecil yang bertebaran dari sabang ke merauke, dari miangas hingga pulau rote. Kain -- kain tersebut belum sepenuhnya terajut dengan baik, terhalang oleh besar dan kompleksnya kondisi geografis negara ini.Â
Pemikiran itu yang bisa jadi mendasari mengapa Presiden Joko Widodo bersikukuh untuk membangun infrastruktur secara merata, baik di darat, laut, maupun udara, di seluruh pelosok tanah air. Pemerataan infrastruktur dasar diharapkan dapat mendistribusikan "kekayaan" Indonesia yang terpusat di Jawa ke berbagai penjuru daerah.