"Rendi?" ucap Ibu dengan suara parau.
"Iya, aku pulang, Bu." balas Rendi dengan suara pelan dan senyuman kecil.
Selama ini, dia selalu menghindari ibunya, jarang membalas pesannya, dan menghiraukan kata-katanya. Entah kenapa, setiap kali melihat namanya muncul di layar handphone, ada rasa enggan yang membuatnya memilih untuk tidak menjawab. Dua tahun berlalu, dan satu-satunya komunikasi lancar yang dia jaga hanyalah dengan ayahnya.
Namun kini, saat melihat ibunya berdiri di hadapannya dengan mata berkaca-kaca, hatinya terasa tercabik-cabik. Tanpa ragu, ibunya langsung menariknya ke dalam pelukan. Sebuah pelukan yang begitu hangat, begitu erat, seolah ingin memastikan bahwa anaknya benar-benar ada di sana. Rendi terpaku, lalu perlahan ia membiarkan dirinya tenggelam dalam dekapan itu.
Dari dekat, tercium aroma tubuh ibunya yang khas, wangi minyak kayu putih yang dulu selalu dioleskan ke tubuhnya saat dia sakit. Aroma yang pernah ia anggap sepele, tapi kini justru menghadirkan kenangan yang menyesakkan. Dia menutup mata, merasakan kehangatan itu meresap ke dalam hatinya yang selama ini terasa beku.
Setelah dua tahun, akhirnya Rendi benar-benar pulang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI