Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kue Putu

7 Januari 2022   00:26 Diperbarui: 7 Januari 2022   00:32 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption. Kue Putu/Wikimedia

Akan ku bunyikan peluit panjang selama pengembaraanku.

Sebagaimana dulu aku hadir di dalam hidupmu.

Tepung beras, daun pandan, manisnya gula jawa di dalam rongga buluh bambu.

Hangat di kukus melelehkan ingatanmu pada waktu dan jarak yang jauh.

Hiruplah aroma tubuhku, gula jawa dan wangi pandan telah menyatu.

Parutan kelapa di sekujur tubuh, masih adakah yang tersisa dari segala kenangan tentang diriku.

Muncrat, manis meresap di dalam mulut.

Gigitan pertama mesti menggoda rasamu.

Namun perubahan jaman membuatku terasa asing.

Ketika kamu tak lagi ingin menjumpai diriku selain kepada toko-toko bakery yang berisi kismis dan keju.

Tetapi aku cukup bertahan meski tubuhku kini tak lagi benar-benar murni sebab banyak bahan makanan di impor dari luar negeri.

Aku hanya hidangan yang tertulis di serat Centini dan kalian hampir tak mengerti bisa jadi itu bukan aku melainkan nama seorang Bali.

Tetapi biarkanlah sejarah merunut keberadaanku aku yakin kamu tak perduli soal itu.

Sebab bila manis dan empuknya tepung beras yang di kukus lenyap.

Engkau mesti akan mencariku, menunggu kehadiranku berbunyi.

Dan aku akan masuk ke dalam gang-gang sempit rumahmu bahkan ke dalam tidurmu yang nyenyak.

Handy Pranowo

07012022

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun