Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kematian Jam Dinding

23 November 2021   13:41 Diperbarui: 23 November 2021   13:56 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka dengan kondisi yang sedih aku ambil jam dinding rumahku itu, ku letakkan di atas pangkuanku.

Tubuhnya kaku dan dingin namun ku lihat wajahnya masih menyimpan kehangatan dari detik jarum jam yang telah berlalu.

Sungguh, hanya dirinya saja yang tak pernah mengulur waktu bahkan ia paham bahwasanya waktu yang lewat tak akan pernah terulang.

Segala sesuatu berjalan ke masa depan, masa lampau adalah sebuah pembelajaran.

Lalu aku kafani ia serta kutaburi sedikit bunga melati, aku kuburkan jam dinding itu di halaman belakang rumah.

Ku iringi dengan doa-doa semoga waktu masih tetap ada dan jarum jam masih terus berputar mengisi sisa umur ku di dunia.


Kan ku ingat selalu baktimu jam dinding di tengah teknologi yang semakin pesat menggelinding.

Nyatanya kematian berlaku bagi siapapun juga dan yang kekal adalah Tuhan Maha Pencipta.

Handy Pranowo

23112021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun