Mohon tunggu...
Fathan Hanan
Fathan Hanan Mohon Tunggu... Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN

mahasiswa aja.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengukur Kesenjangan Distribusi Pendapatan dan Analisa Dampaknya: Studi Kasus Masyarakat Miskin Golongan Absolut

24 Agustus 2025   17:41 Diperbarui: 24 Agustus 2025   17:44 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://x.com/theepicmap/status/1853844556963569803/photo/1 

Masyarakat golongan miskin absolut tidak memiliki tabungan ataupun dana darurat yang bisa mereka gunakan ketika terjadi perubahan, baik skala kecil maupun besar. Contohnya ketika virus Covid-19 apakah mereka bisa akses kesehatan yang mudah dan cepat? pastinya tidak karena keterbatasan biaya, sehingga hanyalah ajal yang bisa mereka tunggu. Contoh lain adalah ketika terjadinya guncangan ekonomi seperti inflasi, dengan meningkatnya bahan-bahan pokok, bagi masyarakat yang bukan miskin absolut mereka bisa mengurangi anggaran ataupun pengeluaran lain, namun bagi masyarakat miskin absolut berarti mereka harus mengurangi porsi makan, berutang, atau tidak bisa membeli sama sekali.

3. Tempat tinggal dan Geografi yang Tidak Layak

Masyarakat miskin golongan absolut sudah memiliki stigma untuk tinggal di daerah yang kumuh atau pinggiran dengan kondisi daerah yang kumuh dan buruk. Akses untuk pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan mempersulit mereka karena semakin terbatas sehingga hal ini membuat mereka terisolasi dari sosial dan ekonomi, dan menciptakan sebuah "dunia" sendiri bagi mereka yaitu, bagaimana cara bertahan hidup, itu saja.

4. Diskriminasi Secara Sosial dan Politik

Kesenjangan akibat distribusi pendapat ini acapkali merambat hingga kehidupan sosial dan politik mereka, tidak hanya berputar di kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sosial mereka seringkali dipandang sebelah mata dan merasa dikucilkan dari lingkungan sosia secara luas. Karena secara psikologis, mereka merasa tidak mampu dan tidak cukup kompeten untuk bisa berada di lingkungan sosial tersebut, sehingga mereka sulit untuk mendapatkan informasi tentang lapangan pekerjaan atau hal lainnnya. Dalam kehidupan politik, masyarakat golongan miskin absolut ini tidak terlalu mempedulikan masalah politik karena kurangnya edukasi, terkadang ada "oknum" jahat yang menyuap mereka dengan uang dan beberapa bahan-bahan pokok, demi mendapatkan suara-suara orang miskin ini. Suara dan aspirasi mereka juga jarang sekali untuk didengar atau terwakili, sehingga program ataupun bantuan seringkali tidak diperuntukkan bagi orang miskin absolut.

Dapat diringkas, karena kesenjangan distribusi pendapatan ini secara langsung merampas kesempatan, mengambil hak dan kewajiban, memperparah kondisi hidup, dan membungkan suara hingga aspirasi mereka. Masyarakat miskin absolut terjebak dalam lingkaran setan yang membelenggu mereka dan membutuhkan bantuan dari pihak luar, agar bisa keluar dari lingkaran setan tersebut.

Kesimpulan: Tidak Hanya Sebuah Angka

Dampak dari kesenjangan tidak hanya menciptakan kehidupan si kaya dan si miskin seperti di sinetron tv dimana si miskin masih mendapatkan cinta dari si kaya, kehidupan yang sebenarnya jauh lebih pahit dan mengenaskan.

Mengurangi Rasio Gini tidak hanya untuk tujuan semata, melainkan memang sudah menjadi keharusan moral bagi sesama makhluk hidup. Perlu adanya kebijakan yang tepat dan merata, agar masyarakat miskin golongan absolut bisa setidaknya untuk melaksanakan hak dan kewajiban mereka sebagai makhluk sosial di kehidupan ini, jika program tersebut terlaksana akan berdampak baik bagi negara yaitu, meningkatkan konsumsi dan PDB, menambah sumber daya manusia, dan meningkatkan partisipasi lainnya dari masyarakat terhadap negara.

Referensi

Badan Pusat Statistika (2024-2025). Data Gini Ratio

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun