Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Mimpi Menjadi yang Terbaik dalam Semalam

2 Oktober 2018   14:12 Diperbarui: 5 Oktober 2018   16:24 3181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : www.demo.uniqbanget.com

Saya tidak menyalahkan sang ibu, namun memang paradigma berpikir 'demi anak' perlu ada, meskipun badan lelah, namun usia emas antara 0 sampai 12 tahun adalah dasar tumbuh kembang anak.

Apa pun perlu diusahakan demi suksesnya anak di kemudian hari.

Daripada menonton acara-acara 'sampah' di televisi (ada yang bagus, namun hanya sedikit), lebih baik menemani anak-anak Anda belajar. Momen seperti ini jangan disia-siakan untuk memahami kesulitan anak dalam belajar.

Kedua - Batasi Jam Memakai Gadget

Selain tv, musuh kedua dari orangtua adalah gadget, seperti laptop dan smartphone, khususnya smartphone. Smartphone, merupakan benda yang pasti mudah ditemui di berbagai keluarga. Seperti halnya tv, smartphone atau ponsel bukan barang mewah lagi. Dengan uang senilai 700 - 800 ribu, kita pun dapat memiliki ponsel pintar.

Begitu juga dengan harga paket data internet yang semakin lama semakin murah sehingga dari kalangan ekonomi menengah ke bawah bisa membeli beragam paket data yang murah sehingga bisa berselancar di dunia maya.

Kemudahan untuk memperoleh informasi serta hiburan menyebabkan banyak orang terbuai, terbius untuk memelototi layar hape tanpa sedikit pun berkedip. Lupa makan, minum, tidur, bekerja, bahkan yang paling parah, malas bersosialisasi dan bercengkrama dengan keluarga.

Saya mempunyai kenalan yang menceritakan kalau sepupunya menggugat cerai sang suami, karena sang suami tidak memperhatikan istri dan anak di rumah.

"Maksudnya, si suami selingkuh?" Saya tidak mengerti.

"Bukan, Pak. Si suami, setelah pulang kerja, dia hanya main game online. Bisa sampai tengah malam, bahkan bisa sampai dinihari.

"Akibatnya, keluarga tidak diperhatikan. Mereka tinggal serumah, tapi tidak ada komunikasi sama sekali. Dia sibuk dengan game online-nya. Mereka  ditelantarkan begitu saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun