Mohon tunggu...
Haliza Chafifatun Nisa
Haliza Chafifatun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - haliza chafifah

nobody's perfect

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

My First Love

10 Maret 2022   23:54 Diperbarui: 27 April 2022   09:35 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ayah sangat mempercayai anak anaknya meskipun perempuan untuk ikut campur dalam pekerjaannya. Suatu hari ayah sakit, yang menemui dan mengatur keuangan karyawannya ialah anak anaknya.

Dari dulu Ayah memanjakan anak anknya yang selalu menuruti keinginannya tidak pernah ada kata tidak. Baik, saya akan banyak  menceritakan  pengalaman pengalaman tentang ayah yang selalu memanjakan dan penuh perjuangan untuk anak anaknya.

Disaat saya mau tes tulis masuk UIN Malang, dan membutuhkan laptop untuk tesnya sedangkan saya masih belum punya, tiba tiba ayah langsung mengajak saya pergi ke toko laptop untuk tes tersebut.

Ketika hp kembaran saya bermasalah padahal masih bisa digunakan hanya ada baret di layarnya, dan dia meminta untuk membenarkannya, tetapi ayah langsung mengajak ke toko hp bukan untuk membenarkannya melainkan untuk mengganti hp yang baru. Dan lebih parahnya, ini yang mebuat ayah adil terhadap anak anaknya, yaitu mengganti hp barru juga untuk saya padahal hp saya tidak apa apa. Dan saya bilang ke ayah kalau tidak enak kepada kakak pertama saya karena dibelikan hp baru meskipun kakak saya sudah menikah. 

Setelah saya bilang ternyata tiba tiba ayah membelikan motor untuk kakak saya. Disaat itu saya sangat terharu terhadap ayah karena sangatlah adil kepada anak anaaknya.

Ikatan batin seorang anak terhadap ayahnya sangatlah kuat, contohnya ketika di pondok, saya menginginkan motor padahal hanya sekedar iseng dan tidak pernah bilang apa apa kepada ayah, ternyata ketika waktu kunjungan orang tua, ayah bilang kalau di rumah, saya sudah dibelikan motor buat pulangan.

Ayah selalu menjaga anak anaknya dan selalu mengantarkan anak anaknya kemana saja agar tidak di ganggu orang. Waktu saya sekolah ayah setiap hari antar jemput saya meskipun ayah ada kerja, beliau meninggalkan pekerjaannya dahulu untuk menjemput saya. Ayah selalu siap mengaantarkan saya kemana saja meskipun beliau sibuk.

Ayah menginginkan anak anaknya agar bisa menyetir mobil. Agar ketika beliau sudah tua, anak anaknya yang bisa mengantar beliau kemana saja. Disaat saya privaate menyetir, lagi lagi beliau tiap hari mengantarkan dan menunggu saya sampai waktunyaa selesai, padahal waktu itu siang hari.

Di saat saya ada di asrama, ada barang saya yang rusak yang harus diganti di rumah. Disaat itu kondisi saya karantina di asrama dan tidak boleh bertemu orang dengan waktu yang lama. Sedangkan ayah saya jauh jauh perjalanan dua jam dari rumah, sampai di asrama hanya bisa berjabat tangan terus memberikan saya barang dan langsung pulang. Setelah itu, saya sangat sedih karena tidak bisa bertemu dengan waktu yang lama, bahkan ngobrol saja saya tidak sempat.

Ayah saya adalah tipe orang tua yang strict parrent. Jadi, ketika anak nya mau pergi main izinnya susah banget, dan berujung boleh asalkan diantar. Pernah suatu saat tidak boleh keluar main tetapi beliau menawarkan apa yang saya mau waktu itu akan diturutin atau boleh keluar tetapi dengan keluarga.

Tapi sekarang disaat anak anaaknya menginjak waktu dewasa, beliau sudah tidak terlalu menekan lagi, bahkan membolehkan anak anaknya untuk keluar sendiri disaat ada keperluan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun