Mohon tunggu...
Haliza Chafifatun Nisa
Haliza Chafifatun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - haliza chafifah

nobody's perfect

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

My First Love

10 Maret 2022   23:54 Diperbarui: 27 April 2022   09:35 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

My First Love

Hallo gaes para pengunjung setia artikelku... selamat pagi, siang, sore, malam !! how are you? Semoga selalu sehat dan baik baik saja yaaa aamiin. Kali ini saya akan menulis tentang my first love.. my first love ini lebih dari ayang loh. Siapa yang tahu?? Yups, tepat sekali.. dia adalah ayahku.

Ayah adalah sosok pelindung utama di dalam keluarga. Ia tidak segan berkorban demi anak anaknya agar senantiasa baik dan selamat. Bahkan ketika ia harus terluka, ia pun rela melakukannya. Cinta seorang Ayah memang beda dengan seorang Ibu. Ayah akan senantiasa berusaha memendam perasannya karena ia tidak ingin terlihat pamrih terhadap anaknya.

 Seorang Ayah tentu tetap memiliki hati dan bisa merasa sedih. Namun, demi anaknya, ia rela menahan kesedihannya dan memberikan alasan kenapa ia harus berusaha kuat dan tetap membuat anak anaknya merasa tenang dan gembira.

Ayah.. Ayah lahir di Pasuruan, 20 Juni 1971. Ayah anak ke dua dari delapan saudara, yang terdiri dari empat laki laki dan 4 perempuan.

Ayah menikah dengan Ibu saya dan dikaruniahi tiga orang anak. Ayah menginginkann anak laki laki, tetapi Allah mentakdirkan ketiga tiga anaknya itu perempuan.


Dari kecil Ayah mendidik anak anaknya menjadi seseorang yang disiplin, rajin, selalu bersih.

Ayah sangat disiplin misalnya kalau kita mau pergi keluar, kita harus bersiap siap dan harus selesai duluan sebelum ayah selesai, kalau tidak, sepanjang perjalanan ayah diam dan badmood. Bahkan pernah mau pergi sama orang dan orang itu lama banget, tiba tiba orang itu  ditinggal sama ayah.

Ayah sangat membenci kotor, misalnya di rumah ada sedikit aja kotor ayah langsung marah dan membersihkannya. Jadi, anak anak perempuannya harus benar benar menjaga kebersihan agar tidak malu sama ayah, meskipun merasa padahal rumah sudah bersih.

Dari dulu Ayah sangat rajin dan pekerja keras dalam bekerja. Ayah selalu membantu orang tua dan mertuanya.

Ayah rela bekerja panas panasan dan pergi berpindah pindah tempat untuk mengontrol dan melihat karyawannya di kebun, bahkan sering mengajak saya agar mengenal semua untuk kedepannya.

Ayah sangat mempercayai anak anaknya meskipun perempuan untuk ikut campur dalam pekerjaannya. Suatu hari ayah sakit, yang menemui dan mengatur keuangan karyawannya ialah anak anaknya.

Dari dulu Ayah memanjakan anak anknya yang selalu menuruti keinginannya tidak pernah ada kata tidak. Baik, saya akan banyak  menceritakan  pengalaman pengalaman tentang ayah yang selalu memanjakan dan penuh perjuangan untuk anak anaknya.

Disaat saya mau tes tulis masuk UIN Malang, dan membutuhkan laptop untuk tesnya sedangkan saya masih belum punya, tiba tiba ayah langsung mengajak saya pergi ke toko laptop untuk tes tersebut.

Ketika hp kembaran saya bermasalah padahal masih bisa digunakan hanya ada baret di layarnya, dan dia meminta untuk membenarkannya, tetapi ayah langsung mengajak ke toko hp bukan untuk membenarkannya melainkan untuk mengganti hp yang baru. Dan lebih parahnya, ini yang mebuat ayah adil terhadap anak anaknya, yaitu mengganti hp barru juga untuk saya padahal hp saya tidak apa apa. Dan saya bilang ke ayah kalau tidak enak kepada kakak pertama saya karena dibelikan hp baru meskipun kakak saya sudah menikah. 

Setelah saya bilang ternyata tiba tiba ayah membelikan motor untuk kakak saya. Disaat itu saya sangat terharu terhadap ayah karena sangatlah adil kepada anak anaaknya.

Ikatan batin seorang anak terhadap ayahnya sangatlah kuat, contohnya ketika di pondok, saya menginginkan motor padahal hanya sekedar iseng dan tidak pernah bilang apa apa kepada ayah, ternyata ketika waktu kunjungan orang tua, ayah bilang kalau di rumah, saya sudah dibelikan motor buat pulangan.

Ayah selalu menjaga anak anaknya dan selalu mengantarkan anak anaknya kemana saja agar tidak di ganggu orang. Waktu saya sekolah ayah setiap hari antar jemput saya meskipun ayah ada kerja, beliau meninggalkan pekerjaannya dahulu untuk menjemput saya. Ayah selalu siap mengaantarkan saya kemana saja meskipun beliau sibuk.

Ayah menginginkan anak anaknya agar bisa menyetir mobil. Agar ketika beliau sudah tua, anak anaknya yang bisa mengantar beliau kemana saja. Disaat saya privaate menyetir, lagi lagi beliau tiap hari mengantarkan dan menunggu saya sampai waktunyaa selesai, padahal waktu itu siang hari.

Di saat saya ada di asrama, ada barang saya yang rusak yang harus diganti di rumah. Disaat itu kondisi saya karantina di asrama dan tidak boleh bertemu orang dengan waktu yang lama. Sedangkan ayah saya jauh jauh perjalanan dua jam dari rumah, sampai di asrama hanya bisa berjabat tangan terus memberikan saya barang dan langsung pulang. Setelah itu, saya sangat sedih karena tidak bisa bertemu dengan waktu yang lama, bahkan ngobrol saja saya tidak sempat.

Ayah saya adalah tipe orang tua yang strict parrent. Jadi, ketika anak nya mau pergi main izinnya susah banget, dan berujung boleh asalkan diantar. Pernah suatu saat tidak boleh keluar main tetapi beliau menawarkan apa yang saya mau waktu itu akan diturutin atau boleh keluar tetapi dengan keluarga.

Tapi sekarang disaat anak anaaknya menginjak waktu dewasa, beliau sudah tidak terlalu menekan lagi, bahkan membolehkan anak anaknya untuk keluar sendiri disaat ada keperluan.

Ketika saya melakukan kesalahan di rumah, ayah tidak marah melainkan menasehati saya.

Sebenarnya masih banyak lagi perjuangan ayah yang tidak bisa saya ceritakan.

Saya sangat tidak merasa tertekan dengan didikan ayah yang seperti itu. Yang saya tahu kebanyakan anak di luar sana pasti merasa tertekan dengan orang tua yang seperti itu, tetapi tidak dengan saya karena orang tua pasti tahu mana yang terbaik untuk anak anak nya dan menginginkan  anak anak nya untuk menjadi orang yang terbaik dan sukses. Dengan saya taat dan patuh terhadap beliau, apa yang saya mau pasti diturutin. Saya sangat bersyukur mempunyai ayah seperti beliau. Saya hanya ingin membuaat ayah saya bangga kepadaku. Setelah apa yang telah ayah berikan padaku.

Untuk semuanya mari kita doakan orang tua kita agar selalu dalam lindungan Allah SWT. Dan jangan pernah bentak beliau, melainkan taat dan patuhlah terhadaap beliau selagi belum menyesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun