"Wahai ayah, ini baju Yusuf... dia telah dimakan serigala!"
"Sebenarnya hawa nafsu kalianlah yang mempengaruhi kalian untuk melakukan sesuatu (kejahatan). Maka kesabaran yang baik (adalah sikapku). Dan Allah sajalah yang dimohonkan pertolongan-Nya terhadap apa yang kalian ceritakan."
(QS. Yusuf: 18)
Hati Ya'kub hancur. Setiap hari ia menatap ke jalan seolah menanti sang anak kembali. Air matanya mengalir hingga penglihatannya memudar.
"Dan kedua matanya menjadi putih (buta) karena sedih, dan dia sangat menahan amarah dalam hatinya."
(QS. Yusuf: 84)
Tapi Ya'kub tidak menyerah kepada kesedihan. Ia tetap menyebut-nyebut nama Yusuf. Ia tetap yakin, anaknya masih hidup.
Takdir Menyatukan Kembali
Bertahun-tahun berlalu. Yusuf tumbuh menjadi pria dewasa, penuh hikmah. Di Mesir, ia melalui cobaan berat --- dijual sebagai budak, difitnah, dipenjara --- namun Allah memuliakannya hingga menjadi penguasa perbendaharaan negeri.
Ketika paceklik menimpa, saudara-saudaranya datang ke Mesir meminta bantuan. Mereka tidak mengenali Yusuf yang kini telah berubah begitu rupa, tapi Yusuf mengenali mereka.
Dan akhirnya tibalah saat yang paling syahdu dalam kisah ini: Yusuf mengungkapkan dirinya kepada saudara-saudaranya.
"Aku adalah Yusuf, dan ini saudaraku. Sungguh, Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami."
(QS. Yusuf: 90)
Lalu Yusuf mengirimkan bajunya kepada ayahnya. Dan ketika baju itu diletakkan di wajah Ya'kub...