Mohon tunggu...
Hajad Priyadi
Hajad Priyadi Mohon Tunggu... Guru SMK HangTuah 2 Jakarta

Saya Hajad Priyadi, seorang pendidik.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Suara dari Kamar 27 (Bagian 2)

23 September 2025   01:00 Diperbarui: 23 September 2025   01:28 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Dok. Pribadi (Gemini AI Generated)

Keesokan paginya, seorang tamu bernama Ara datang ke penginapan itu. Ia seorang jurnalis yang sengaja mencari tempat dengan reputasi aneh, setelah mendengar desas-desus tentang kamar 27 yang sering disebut "kamar hilang."

Di resepsionis, Ara bertanya,
"Apakah kamar 27 bisa saya pesan?"

Resepsionis - seorang wanita tua dengan wajah pucat - memandangnya lama.
"Kami... tidak punya kamar 27, Nona. Lantai dua hanya sampai kamar 26."

Ara terdiam. Anehnya, saat ia naik ke lantai dua, jelas-jelas ia melihat pintu bertuliskan angka 27 di ujung lorong. Ia mengetuknya perlahan. Tidak ada jawaban, tapi gagangnya terbuka sendiri.

Ilustrasi: Resepsionis - seorang wanita tua dengan wajah pucat - memandangnya lama. Dok. Pribadi (Gemini AI Generated)
Ilustrasi: Resepsionis - seorang wanita tua dengan wajah pucat - memandangnya lama. Dok. Pribadi (Gemini AI Generated)

Di dalam, kamar itu berantakan. Seprai kusut, kaca jendela terbuka, dan di lantai terdapat sebuah kartu nama yang sudah lembab terkena hujan. Di sana tertulis:

Radith Anugrah Prastyo - Sales Manager
(nomor telepon samar-samar terhapus air)

Ara merinding. Ia tahu nama itu. Beberapa hari lalu, ia membaca berita tentang seorang sales yang hilang secara misterius di daerah ini. Tidak ada yang tahu keberadaannya.

Malam harinya, Ara memutuskan merekam suasana kamar dengan kamera. Tepat pukul 11 malam, suara ketukan itu muncul lagi dari dalam lemari. Kamera bergetar, fokusnya buram, namun jelas terlihat bayangan seseorang dari balik pintu lemari.

Dengan tangan gemetar, Ara membuka lemari itu - kosong.

Tapi saat ia memutar ulang rekaman, di dalam video terlihat sosok pria yang mirip Radith, duduk meringkuk di dalam lemari, menatap kamera dengan mata kosong.

Ara menutup laptopnya, napasnya tersengal. Saat ia menoleh ke arah jendela kamar, ia melihat bayangan seseorang berdiri di luar, menatapnya dari balik kaca. Padahal kamar itu berada di lantai dua, tanpa balkon.

Ilustrasi: Ia melihat bayangan seseorang berdiri di luar. Dok. Pribadi (Gemini AI Generated)
Ilustrasi: Ia melihat bayangan seseorang berdiri di luar. Dok. Pribadi (Gemini AI Generated)

Bayangan itu tak bergerak. Wajahnya pucat dengan kulit hangus, bibirnya bergerak perlahan, membentuk kata-kata. Ara mendekat, mencoba membaca gerakan bibir itu.

Hanya dua kata yang terbentuk:

“Sampai besok…”

(bersambung ... )

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun