Ara menutup laptopnya, napasnya tersengal. Saat ia menoleh ke arah jendela kamar, ia melihat bayangan seseorang berdiri di luar, menatapnya dari balik kaca. Padahal kamar itu berada di lantai dua, tanpa balkon.
Bayangan itu tak bergerak. Wajahnya pucat dengan kulit hangus, bibirnya bergerak perlahan, membentuk kata-kata. Ara mendekat, mencoba membaca gerakan bibir itu.
Hanya dua kata yang terbentuk:
“Sampai besok…”
(bersambung ... )
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI