Di tengah malam penuh rasa bersalah
Kegelisahan mendobrak tanpa aba-aba
Jiwa terombang-ambing, tak menentu arah.
Jauh dari kedamaian, bagai sudah dalam neraka.
Beruntung ramadan kembali tiba
Permata paling mulia menepati janjinya.
Kami tahu penantian ini menemui ujung.
Sementara kami memang penuntut runtun.
Benar-benar tak tahu untung.
Namun, dia masih datang dengan ceria.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!