Sebagai orang tua, saya juga lega dengan adanya MBG di sekolahnya. Sebab, anak bungsu saya ini agak susah makan.Â
Sepulang sekolah, saya selalu bertanya, apakah bekal dari mamanya di makan, makan jam berapa dan pertanyaan lainnya. Kini, dengan 'wajib' makan siang karena ada MBG, saya tidak khawatir bila dia belum makan
Karenanya, hadir di acara ini, mendengarkan paparan dari para narasumber, saya seperti mendapat 'tamparan' agar mencerna informasi pendidikan dengan lebih cover both sides. Bukan dengan framing-an media.' Â
Tentu saja, masih ada banyak insight luar biasa yang saya dapatkan di acara ini. Wawasan baru yang menjadi pemantik semangat agar sebagai orang tua, bisa memainkan peran yang lebih besar dalam mendukung pendidikan bermutu untuk semua ini.
Seperti Dr Rahmawati yang menyoroti empat kecakapan agar bisa adaptif dengan abad 21. Dia menyebut empat kecakapan abad 21 tersebut dengan 4C: Yakni Critical thinking, Creativity, Collaboration, dan Communication.
Menurutnya, kerangka 4C ini banyak dijadikan rujukan global untuk menyusun kurikulum dan praktik pembelajaran yang relevan dengan tuntutan masa depan. Dia pun menekankan pentingnya berpikir kritis sejak dini.
"Dalam 10--20 tahun ke depan (bahkan mungkin seterusnya), kemampuan critical thinking akan menjadi modal utama generasi muda. Oleh karena itu penguatan mulai dari PAUD dan SD menjadi penting," pesan Dr Rahmawati.
Pada akhirnya, saya harus berterima kasih kepada Kompasiana dan Kementerian Dikdasmen juga Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Timur karena telah memfasilitasi terselenggaranya acara keren ini. Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI