Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pencerahan dan Tamparan dari Gedung BBPMP Jawa Timur demi Pendidikan Bermutu untuk Semua

14 September 2025   21:49 Diperbarui: 14 September 2025   22:26 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret acara Kemendikdasmen dan Kompasiana di gedung BBPMP Jawa Timur/Foto: Hadi Santoso 

Ma'ruf menambahkan, tantangan pendidikan ke depannya, secara keseluruhan sangat menantang karena eranya berbeda dari era sebelumnya. Betapa digiltalisasi sangat memengaruhi banyak orang.

"Untuk itu, teknologi harus betul-betul kita lihat sebagai tantangan tapi juga salah satu cara kita untuk melihat pendidikan secara menyeluruh," imbuhnya.

Tamparan untuk Kita agar Lebih Cover Both Sides

Hadir di acara ini juga membuat saya serasa mendapatkan 'tamparan'. 

Utamanya bagi kita yang selama ini sering menelan mentah-mentah berita yang bermunculan di media sosial. Tanpa sadar itu disinformasi ataupun hoaks. 

Belum lagi bila kita sering mengonsumsi berita yang mem-framing buruk perihal kebijakan seperti program revitalisasi sekolah, hingga makanan bergizi gratis, dari sisi negatifnya.

Ambil contoh berita tentang program revitalisasi sekolah. Ketika pemerintah menargetkan ada 13.800 sekolah yang mendapatkan revitalisasi di tahun ini, kita malah menyoroti sisi negatifnya.

Semisal menyebut jumlah sekolah yang diperbaiki belum seberapa karena ada sekitar  1 juta ruang sekolah tidak layak. Seolah menafikan urgensi dari program revitalisasi ini. Padahal, kita bisa melihatnya sebagai awalan yang bagus. Bukankah lebih baik memulai daripada tidak sama sekali. Apalagi, membenahi sarana pendidikan jelas butuh waktu

Atau juga program Makan Bergizi Gratis yang selama ini banyak disorot. Entah itu dari menu MBG, konflik dari penyedia MBG, hingga ada siswa  keracunan karena MBG. Jadinya yang teringat dari program ini malah sisi buruknya. Padahal, MBG punya manfaat besar bagi murid.

Saya mengetahui sendiri betapa anak bungsu saya yang kelas 1 SMP, bercerita dengan gembira perihal MBG yang ia dapatkan di sekolahnya. Ketika saya menjemputnya sepulang sekolah, dia antusias bercerita perihal menu ayam goreng dan serunya bisa makan bersama teman-temannya di sekolah.

"Adek juga bisa menghemat uang saku karena tidak perlu beli makan siang," ujarnya yang setiap hari pulang sore karena ada matrikulasi (pelajaran tambahan) di sekolahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun