Klub Inggris, Tottenham Hotspur, mengakhiri penantian panjang untuk meraih trofi.Â
Penantian panjang Spurs--sebutan Tottenham, berakhir setelah menjadi juara Liga Europa 2024/25, Rabu (21/5) malam waktu Eropa atau Kamis (22/5) dini hari tadi waktu Indonesia.
Tottenham mengalahkan tim senegara, Manchester United 1-0 di final mendebarkan yang berlangsung di stadion San Mames Barria di Kota Bilbao, Spanyol.
Pertanda Semesta Merestui Spurs Juara
Menariknya, sebelum pertandingan final tersebut digelar, semesta memang seolah sudah memberikan pertanda bahwa tahun ini Tottenham Hotspur akan meraih trofi alias juara di Bilbao.
Pesan dari semesta tersebut berupa fakta adanya beberapa tim yang sebelumnya sangat sulit meraih gelar selama bertahun-tahun, bahkan ada yang puluhan tahun hingga belum pernah meraih trofi, akhirnya berhasil juara di tahun 2025 ini.Â
Seperti Newcastle United yang jadi juara Carabao Cup 2025 dan mengakhiri penantian meraih trofi selama 70 tahun.Â
Lalu, Bologna juara Coppa Italia 2025 untuk mengakhiri penantian 51 tahun mengangkat piala.
Dan yang fenomenal, Crystal Palace pekan lalu menjadi juara Piala FA 2024/25 yang menjadi trofi pertama bagi mereka sejak klub itu berdiri 115 tahun silam.
Menariknya, mereka juara dengan alur cerita yang hampir sama. Di final, mereka membuat kejutan. Mereka jadi juara setelah mengalahkan tim yang lebih diunggulkan.
Newcastle United mengalahkan Liverpool yang merupakan juara Liga Inggris musim ini.Â
Bologna mengalahkan AC Milan yang juga lebih diunggulkan karena mengalahkan mereka 2-0 pada beberapa pekan sebelum final.
Dan, yang menjadi kejutan terdahsyat adalah pencapaian Crystal Palace yang mengalahkan Manchester City 1-0 di final Piala FA 2024/25 setelah mereka kalah telak di pertemuan di Liga Inggris.
Semua fakta itu seolah menjadi pesan kuat bahwa semesta memang merestui tim-tim yang mendamba gelar untuk mengakhiri penantian panjang mereka di tahun 2025 ini. Termasuk Spurs.
Manchester United mendominasi tapi kalah di final  Â
Final Europa League 2024/25 yang dimainkan di Bilbao dini hari tadi menjadi harapan terakhir bagi kedua tim Inggris ini untuk menyelamatkan muka mereka dari malu besar.
Tottenham dan Manchester United terpuruk di Liga Inggris. Keduanya berada di atas zona  degradasi. Tottenham peringkat 17 dan MU peringkat 16.Â
Untung saja, tiga tim di zona degradasi tampil melempem sehingga poin mereka cukup jauh sehingga Spurs dan MU aman dari degradasi. Tapi tetap saja, musim 2024/25 ini berlangsung kelam bagi mereka.
Karenanya, final Liga Europa--kompetisi kelas dua Eropa setelah Liga Champions--ini menjadi kebanggaan terakhir.Â
Apalagi, tim juara akan berhak mendapatkan tiket lolos ke Liga Champions musim 2025/26 yang tentu saja menjadi motivasi tersendiri.
Sebelum pertandingan, Manchester United (MU) sebenarnya lebih diunggulkan ketimbang Tottenham untuk menjadi juara.
Sebab, MU melangkah menuju final dengan predikat unbeatable. Tidak terkalahkan. Selangkah lagi, MU bisa menjadi juara kompetisi Eropa dengan predikat super keren itu.
Sejak kick off, MU yang dilatih Ruben Amorim memang tampil menekan. Sejumlah peluang tercipta tetapi tidak ada yang menjadi gol.Â
Hingga menjelang berakhirnya babak pertama, Tottenham yang justru mencetak gol lewat sontekan Brennan Johnson.
Di babak kedua, MU yang harus menyamakan skor untuk menghidupkan harapan juara, bermain ofensif.Â
Tapi, Spurs yang bermain lebih defensif, tampil solid. Termasuk clearance berkelas dari Micky van der Ven.Â
Pemain Belanda ini menghalau bola sundulan pemain MU yang sepertinya 99,9 persen akan menjadi gol karena gawang sudah ditinggal penjaganya.
Hingga masa added time menunjuk menit ke-90+7, Â MU terus menekan yang membuat fans Tottenham harap-harap cemas. Bahkan ada fans Spurs yang menangis karena saking cemasnya bila MU bisa menyamakan skor.
Ketika wasit Felix Zwayer dari Jerman meniup peluit tanda berakhirnya laga final itu, seluruh pemain dan jajaran pelatih Spurs langsung berpelukan, seraya meneriakkan pekik kemenangan
MU memang mendominasi permainan, tetapi Tottenham yang akhirnya juara.
Data statistik memang tidak berbohong, Bruno Fernandes dan kawan-kawannya unggul di banyak aspek. MU unggul dalam penguasaan bola sebesar  74 persen. Lalu melakukan shots 16 dengan 6 di antaranya on target.
Sementara Tottenham hanya melakukan 3 kali shots dan hanya 1 yang on goal alias tepat sasaran. Tapi, bila semesta sudah berkehendak, tidak ada yang menghalangi Tottenham juara.
Tottenham pun meraih juara Europa League (dulu Piala UEFA) untuk ketiga kalinya setelah di tahun 1972 dan 1984. Â
Tottenham juara, Tangisan Bahagia Heung Min SonÂ
Gelar ini sekaligus mengakhiri penantian 17 tahun Spurs setelah terakhir kali juara (Carabao Cup) pada tahun 2007-08 silam saat mengalahkan Chelsea 2-1 di Wembley.
Keberhasilan Tottenham juara Europa League menjadi momen manis bagi Heung Min Son. Dia menjadi kapten tim pertama dari Korea Selatan yang membawa timnya juara di kompetisi Eropa. Son sekaligus mengakhiri penantian panjangnya selama 10 tahun bermain di Spurs yang sangat mendamba trofi.Â
Sebelumnya, Son beberapa kali merana di final karena gagal juara. Dia pernah kalah di final Carabao Cup 2015, kalah di final Liga Champions 2019 dan kalah lagi di final Carabao Cup 2021
Karenanya, disa dipahami setelah final, Son nampak menangis bahagia. Air mata seorang pemenang yang merasakan happy ending dari semua perjuangan, kesabaran, dan nestapa yang dia rasakan.
"Saya kini bisa bilang bahwa mulai hari ini, saya sepertinya sudah menjadi legenda klub ini," ujar Son saat diwawancarai wartawan sesuai final.Â
Pelatih Tottenham, Angelos Postecoglou kini juga bisa tersenyum karena menepati janjinya. Sebelumnya, dia sempat berkoar bahwa dirinya selalu memberikan trofi di tahun kedua melatih klub.
Awalnya, Â orang tidak percaya dengan omongan pelatih asal Australiai itu mengingat Tottenham tim yang susah meraih trofi. Apalagi merujuk penampilan bapuk mereka di Liga Inggris musim ini.
Yang terjadi, Postecoglou ternyata bukan hanya omon-omon. Dia menepati janjinya. Ucapannya dulu bahkan sampai diposting ulang oleh akun Instagram resmi Premier League pagi ini.
" I always win things in my second year". Selamat Tottenham.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI