Dia akhirnya bisa merasakan reward dari hasil kerja keras dan kesungguhannya. Meraih piala yang didambakannya selama bertahun-tahun.
Musim ini, Bayern Munchen berhasil mengalahkan Bayer Leverkusen dalam perburuan meraih gelar. Bayern memastikan juara di pekan lalu usai bermain 3-3 melawan Rb Leipzig sementara Bayer Leverkusen main imbang 2-2 melawan Freiburg.
Bayern merayakan gelar juara Bundesliga setelah tadi malam mengalahkan Borussia Moenchengladbach 2-0 di kandang sendiri.Â
Dan Kane menjadi sosok penting dalam keberhasilan Bayern. Dia mencetak 24 gol dan menjadi pencetak gol terbanyak.
Keberhasilan Kane memperbaiki nasibnya, tidak lepas dari keputusan beraninya untuk meninggalkan Tottenham. Pergi dari zona yang membuatnya nyaman tetapi sejatinya tidak nyaman. Dia jadi punya semangat baru.
Bayangkan bila Kane masih di situ saja. Bayangkan bila Kane merasa lelah karena sindiran orang yang menyebutnya terkutuk. Bayangkan jika Kane menyerah untuk menantang dirinya karena merasa usianya sudah 30 tahun lebih.
Dari Harry Kane, kita bisa belajar banyak hal. Bahwa, kita tidak pantas tumbang hanya karena perkataan orang.
Ingat, siapa bersungguh-sungguh, dia bakal mendapatkan hasilnya. Temen bakal tinemu. Man jadda wa jada.
Ingat, jangan pernah merasa tertinggal. Sebab, setiap orang punya proses dan rezekinya masing-masing. Seperti Harry Kane yang akhirnya meraih piala di usia 31 tahun. Salam.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI