Mohon tunggu...
Habibah Nur Shober
Habibah Nur Shober Mohon Tunggu... Lainnya - No

............

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aspek Sosial Pengarang dalam Pementasan Drama Dukun Karya Puthut Buchori oleh IAIN Surakarta Desember 2020

15 April 2021   20:00 Diperbarui: 15 April 2021   20:00 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ISTRI : Hey mas kalo kita murah -- murah duit, kalo kita sudah kaya seperti Bapak -- bapak pemimpin kita yang punya kekayaan ratusan miliar, punya warisan tujuh turunan, kita leha -- leha boleh -- boleh saja, kita asik -- asikan boleh -- boleh saja, kita santai -- santai sah -- sah saja. lah ini duit sepeserpun ga punya, pekerjaan ga ada, besok makan apa juga engga pasti eh ko masih bisa leha -- leha. itu namanya kebangetan.

SUAMI : Lohhh ... kalo memang besok belum ada yang dimakan yo puasa dulu, gitukan ajaran agama kita.

ISTRI : Puasa loh ko setiap hari, puasa itu bagi yang mampu memang ajaran agama mas tapi bagi kita kaum duafa puasa karena keadaan, karena memang tidak ada yang dimakan.

SUAMI : wahhh ini dek. kamu ini ga tau, tak kasih tau ya dek berarti kita itu sudah termasuk orang -- orang yang mampu, orang- orang yang sakti. Buktinya kita itu sudah duafa ditambah puasa itu kan sudah menjadi contoh yang bagus bagi orang -- orang yang suka makan jatah kita.

Pengarang juga menggambarkan kehidupan orang-orang miskin yang serba kekurangan bahkan makan sekalipun susah untuk mendapatkannya sehingga ia menganggap dirinya sebagai orang yang ahli padahal tidak ahli. Dengan kelakuan istrinya yang licik saat seorang menghampirinya, sedang mencari seorang dukun ia langsung memanfaatkan situasi tersebut. Terlihat pada percakapan berikut :

SURTI PRT : Jadi begini loh Bu Asri ranjang saya kemarin ingin bertanya konon katanya didesan ini ada dukun ampuh menyembuhkan apaaa aja, mulai dari penyakit gudik, segala macam penyakit dada, hati, kepala, mata, kemaluan wanita dan pria, konon katanya si Eyang Suro.

IBU ASTI RANJANG : Eyang Suro ??? bentar -- bentar Eyang Suro. Aha ohhh sudah dekat itu sudah berada didekatnya.

IBU ASTI RANJANG : Wohh jangan khawatir karena dia itu ampuh, sampean tidak usah mencari biar dia mencari sampeyan. Pas sampeyan cerita penyakitnya dia sudah tau dengan sendirinya tetapi untuk bertemu dengan beliau ada syaratnya.

SURTI PRT : Apapun syaratnya akan saya penuhi, apapun pokonya.

IBU SURTI RANJANG : Syaratnya dia ini harus dipukuli terlebih dahulu, ini lah guna dan anehnya Mbah Dukun Eyang Suro sangsuperstar. Beliau ini tak mau mengakui duku kalau tidak dipukuli terlebih dahulu, tak mau memeriksa jika tidak dipukuli terlebih dahulu, tidak mau mengeluarkan kepandaiannya kalau tidak dipukuli terlebih dahulu, jangan disembah -- sembah seperti saya tadi dia tak mau mengaku.

SIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun