Mohon tunggu...
Habibah Nur Shober
Habibah Nur Shober Mohon Tunggu... Lainnya - No

............

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aspek Sosial Pengarang dalam Pementasan Drama Dukun Karya Puthut Buchori oleh IAIN Surakarta Desember 2020

15 April 2021   20:00 Diperbarui: 15 April 2021   20:00 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sosiologi sastra sebagai suatu jenis pendekatan terhadap sastra memiliki paradigma dengan asumsi dan implikasi epistemologis yang berbeda dari pada yang telah digariskan oleh teori sastra berdasarkan prinsip otonomi sastra. Penelitian-penelitian sosiologi sastra menghasilkan pandangan bahwa karya sastra adalah ekspresi dan bagian dari masyarakat, dan dengan demikian memiliki keterkaitan resiprokal dengan jaringan-jaringan sistem dan nilai dalam masyarakat tersebut. Sebagai suatu bidang teori, maka sosiologi sastra dituntut memenuhi persyaratan-persyaratan keilmuan dalam menangani objek sasarannya.

5. Pendekatan Sosiologi Sastra Ian Watt 

Pendekatan sosiologi sastra memandang sastra sebagai pencerminan kehidupan masyarakat atau cerminan kenyataan dan bukan sebagai kenyataan atau peristiwa yang benar-benar terjadi juga sebagai sarana kritik dalam kehidupan sosial. Meskipun kenyataan atau peristiwa yang terjadi dalam suatu karya sastra tidak dengan tepat mencerminkan kejadian yang ada dilingkungan pengarangnya dan fungsi sosial sastra tidak terlalu berpengaruh, tetapi lewat karya sastra dapat ditafsirkan maksud pengarang menciptakan karyanya tersebut. Sebab, kita ketahui bersama bahwa karya sastra tidak mungkin dibuat tanpa tujuan.

Pendekatan Sosiologi Sastra Ian Watt Pendekatan sosiologi sastra memandang sastra sebagai pencerminan kehidupan masyarakat atau cerminan kenyataan dan bukan sebagai kenyataan atau peristiwa yang benar-benar terjadi juga sebagai sarana kritik dalam kehidupan sosial. Meskipun kenyataan atau peristiwa yang terjadi dalam suatu karya sastra tidak dengan tepat mencerminkan kejadian yang ada dilingkungan pengarangnya dan fungsi sosial sastra tidak terlalu berpengaruh, tetapi lewat karya sastra dapat ditafsirkan maksud pengarang menciptakan karyanya tersebut. Sebab, kita ketahui bersama bahwa karya sastra tidak mungkin dibuat tanpa tujuan.

Sehubungan dengan karya sastra dan konteks pengarangnya, Ian Watt menemukan klasifikasi dalam sosiologi sastra yang berbeda. Konteks sosial pengarang yang berhubungan dengan posisi sosial sastrawan dan pengaruh sosial sekitar penciptaan karya sastra. Dalam hal ini, penelitian perlu memperhatikan: (a) bagaimana pengarang mendapatkan mata pencahariannya, (b) sejauh mana pengarang menganggap pekerjaannya sebagai profesi, dan (c) masyarakat apa yang dituju oleh pengarang.

Dalam teori kajiannya Ian Watt menjelaskan beberapa aspek tentang Sosiologi Sastra yang tentunya menjadi kunci langkah-langkah dalam melakukan penelitian menggunakan kajian sosiologi, yaitu sebagai berikut: 

Konteks Sosial Pengarang Konteks sosial pengarang adalah yang menyangkut posisi sosial masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca, termasuk di dalamnya faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi diri pengarang sebagai perseorangan di samping mempengaruhi isi karya sastranya. Sastra sebagai cermin masyarakat menelaah sampai sejauh mana sastra dianggap sebagai pencerminan keadaan masyarakat. Fungsi sosial sastra, dalam hal ini ditelaah sampai berapa jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial, dan sampai seberapa jauh pula sastra dapat berfungsi sebagai alat penghibur dan sekaligus sebagai pendidikan masyarakat bagi pembaca. 

Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksi terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya. Kehadiran karya sastra merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Pengarang sebagai objek individual mencoba menghasilkan pandangan dunianya kepada objek kolektifnya. Penggabungan objek individual terhadap realitas sosial yang ada di sekitarnya menunjukkan sebuah karya sastra berakar pada kultur masyarakat tertentu. Keberadaan sastra yang demikian, menjadikan sastra dapat diposisikan sebagai dokumen. (Pradopo dalam Jabrohim 2001: 59).

Pengarang menciptakan karya sastra berdasarkan kenyataan yang terjadi di sekitarnya. Oleh karena itu, karya sastra dapat diartikan sebagai suatu gambaran mengenai kehidupan sehari-hari di masyarakat. Adanya realitas sosial dan lingkungan yang berada di sekitar pengarang menjadi bahan dalam menciptakan karya sastra sehingga karya sastra yang dihasilkan memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan pengarang maupun dengan masyarakat yang ada di sekitar pengarang.

Pementasan drama tersebut dipahami sebagai kondisi realitas masyarakat yang digambarkan oleh pengarang dalam melahirkan karya sastra yang kreatif. Secara spesifik penulis akan menganalisis pementasan drama Dukun Dukunan peneliti memfokuskan penelitian ini pada kehidupan sosial masyarakat dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra Ian Watt.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun