Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu...

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Inggris Bilang 'Alley Oops', Orang Jawa 'Holopis'

2 Mei 2013   17:13 Diperbarui: 15 Agustus 2017   11:42 1556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Anda barangkali pernah mendengar atau membaca istilah ‘alley oops’ ini. Istilah ini memang tak ada kaitannya dengan kata ‘alley’ yang berarti ‘lorong atau gang’. Dalam salah satu kamus, alley oops dikelompokkan dalam interjection (kata seru) dengan penjelasan ‘used to signal the start of a strenuous activity, such as lifting’ (dipakai sebagai aba-aba tanda mulainya kegiatan yang menguras tenaga, seperti mengangkat benda yang berat). Jadi Anda dapat bayangkan empat atau lima orang yang akan mengangkat sebuah peti besi yang amat besar dan berat, maka supaya tenaga mereka bersinergi dengan serempak, diserukan kata-kata ‘alley oops’ ini dengan nyaring dan penuh semangat.

Ternyata aba-aba/ancang-ancang penyemangat ini juga ada dalam bahasa Jawa yaitu ‘holopis’. Sudah barang tentu ‘holopis’ ini tidak mempunyai makna semantik. Di zaman Soekarno, yel ini sangat tenar dikumandangkan orang dengan ucapan ‘holopis kuntul baris’. Kuntul adalah sejenis burung belibis putih yang hidup di sawah dan bila terbang berkelompok membentuk formasi seperti tentara berbaris. Saya membayangkan mereka sedang melakukan kerja rodi membangun jalan, dan bersama-sama mengerahkan tenaga menarik kereta pengangkut batu di bawah komando ‘alley oops’ dari mandor bule.

Perhatikan kemiripan lafal pekikan ‘alley oops’ dengan ‘holopis’ ini. Saya yakin dua kata seru (interjection) ini di suatu masa dan di suatu tempat, saling bersilangan. Istilah ‘alley oops’ ini pun juga bukan ‘asli’ bahasa Inggris. Dia diserap dari bahasa Perancis ‘allez hop’ (makna harfiahnya ‘off we go’), dan biasa diserukan oleh pemain sirkus/pemain akrobat yang akan melompat. Istilah ini setelah masuk ke telinga orang Inggris berubah ejaannya menjadi ‘alley oops’. Tak tertutup kemungkinan kata ini masuk dalam wacana bahasa Jawa pada saat kita dijajah Inggris pada masa pemerintahan Raffles.

Memang saya membaca juga hipotesa di media sosial mengenai etymologi (asal usul) istilah ‘holopis kuntul baris’ ini. Ada yang menuliskan bahwa istilah Jawa ini berasal dari nama bangsawan Spanyol Don Lopez Conte de Baris. Dia jatuh bangkrut dan menjadi kuli di pelabuhan. Setiap kali mengangkat barang muatan yang berat, dia selalu mengajak rekan-rekannya bergotong royong dengan semangat kebersamaan. Nama tokoh ini sampailah ke tanah Jawa yang sedang berjuang untuk mencapai kemerdekaannya. Karena lidah kita sulit mengucapkan Don Lopez Conte de Baris, maka berubahlah menjadi ‘holopis kuntul baris’. Untuk saya, ceritera di atas sangat meragukan, karena dalam catatan sejarah, tak pernah ada tokoh yang bernama Don Lopez Conte de Baris ini.

Ada pula hipotesa lain yang mendapuk bahwa istilah ‘holopis kuntul baris’ ini diserap dari kalimat Belanda ‘Help, iets ontilbaars’ (tolong, ada barang yang tak terangkat) yang diucapkan awak kapal VOC dan terdengar di telinga orang Jawa seperti ‘holopis kuntul baris’. Hipotesa ini pun terasa dicocok-cocokkan (bahasa Jawa : digathuk-gathuke). Kata ‘ontilbaars’ pun tak ada dalam kamus Belanda.

Jadi, kita kembali lagi kepada kata seru ‘alley oops’ dan ’holopis’. Kedua kata ini masuk kategori onomatopoeia (pembentukan kata berdasarkan bunyinya, seperti ’aduh, aum’). Jadi mungkin saja ’holopis’ tidak mencontek dari ’alley oops’, namun yang pasti ’erangan’ inilah disuarakan orang pada saat akan mengangkat benda yang berat. Tambahan informasi, istilah ’alley oop’ ini sekarang juga dipakai sebagai jargon dalam olahraga basket, yaitu ’gerakan mengoper bola ke teman yang sedang melayang di udara, ditangkap dan langsung dimasukkan ke dalam lubang gol’ (A play in which one player passes the ball to another, who catches it while airborne and dunks it before landing).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun