Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Bertemu Penyair

9 Januari 2020   03:02 Diperbarui: 9 Januari 2020   03:06 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku melihatmu, Penyair
Di antara patung-patung membulat hijau
Ketika jangkrik dan cecak menusuk sunyi

Apa kabar misteri melesetnya target
Tersesat mata pada kemasan kata-kata

Lama tidak kubaca puisimu
Sejak aku gagal menggambarkan aksara-aksaramu

Lama tidak kudengar nadamu
Sejak aku lungkrah melukiskan syair-syairmu

Alangkah girangnya aku sekarang
Waktu pecah berkeping-keping

Aku menatapmu, Penyair
Meneroka gerak bibirmu melahirkan misteri
Menerka retak rekah menguar makna
Menerkam butirannya seputar kepalaku

Aku yakin nyata meraupi mataku
Kamu sang Penyair pembongkar tembok-tembok senyap
Perombak misteri menjadi arena bermain
Kanak-kanak bersorak menyebut-nyebut namamu
Berlarian menujumu

Tetapi kamu bergeming hening
Bersama patung-patung membulat hijau
Antara nyata dan bayang

Rupanya mataku semakin samar
Rupanya sesat masih mengikatku dalam misteri

*******
Ruang Rusip Sungailiat, 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun