Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gumpalan-gumpalan Debu adalah Kita

2 Juni 2020   22:18 Diperbarui: 2 Juni 2020   22:11 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : beritatagar.id

Sejatinya kita adalah lumpur yang terperangkap dalam raga. Berhimpun pada gugusan-gugusan rasa yang diberi sifat dan akal. Bukan untuk pergi lalu melupa, tapi untuk selalu tahu bagaimana caranya mengingat saat kembali.

Berusaha berarti dengan waktu, bersama air dan angin yang beriringan dalam tubuh kasar. Lalu, mengapa masih saja sering terjebak kemudian menzalimi diri.

Bukankah gumpalan-gumpalan debu adalah awal bahan kita berasal dan nantinya akan kembali seperti itu. Lantas untuk apa kepongahan mesti berkuasa dan kesombongan selalu meraja.

Kita adalah tanah yang paling tahu jalannya kejujuran. Tapi di sisi yang lain, kita adalah tanah yang serba tahu caranya berdusta. 

Pun, kita adalah pasir yang paling lihai mengucap sumpah. Namun di hari setelahnya, kita adalah pasir yang paling ahli ingkari janji.

Kita adalah keabadian, tapi belum sekarang kawan! 

Sinjai, 2 Juni 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun