2. Pembelajaran yang Didapatkan
Secara singkat, apa yang dapat kita pelajari dari masalah ini? Saya mencatat tiga poin pembelajaran sederhana yang bisa kita maknai terutama dari sudut pandang desainer:
a. Adanya Proses Tidak Terpisah dari Desain hingga Pemasaran Produk Jadi: Sebagai seorang desainer, penting untuk memahami bahwa produk akhir (jersey) dalam hal ini tidak hanya melibatkan desain tetapi juga kualitas bahan dan produksi. Meskipun tender proyek hanya berbicara tentang desain secara visual, sebagai profesi yang beririsan dengan pemasaran dan juga manajemen produk, seorang desainer harus memastikan bahwa ia memahami keseluruhan siklus hidup produk.Â
Dalam hal ini, seorang desainer semestinya dapat meriset lebih mendalam terutama di bagian material dan memberikan saran pada produsen jersey sebagai main constructor tentang best option pada jenis material terbaik di kalangan pecinta bola secara konsultatif sekalipun itu tidak secara eksplisit diminta.Â
b. Pentingnya Komunikasi Klien yang Baik dan Melihat Karakteristik Industri dari Produk: Berdasarkan poin di atas, secara berlanjut, sebenarnya desainer harus memiliki komunikasi yang jelas dengan perusahaan produksi mengenai pemilihan material dan penerapan logo. Hal ini dapat mencegah masalah kualitas yang berdampak pada produk akhir yang bisa saja kita dari sudut pandang desainer dapat menjadi masalah saat itu dipublikasikan secara luas.Â
Selain itu, saat menerima klien, adalah penting memahami karakteristik industri dari produk yang akan dirancang. Merupakan hal yang bukan rahasia bahwa industri sepakbola memiliki tingkat fanatisme dari suporter yang sangat tinggi, oleh karenanya justru di sini desainer perlu sangat hati-hati dalam membuat produk, karena apabila terjadi kesalahan sedikit, respon dari fans garis keras justru akan sangat negatif.
c. Perlunya Respons yang "Anggun" terhadap Kritik: Belajar menerima dan menyikapi kritik dalam hal ini sangatlah penting. Respons yang tenang dan profesional yang menunjukkan kemauan untuk melakukan perbaikan justru dalam kasus ini akan berdampak lebih baik pada desainer.Â
Pada dasarnya kritikan pedas itu tentunya menyakitkan, tetapi justru dengan bersikap "bodo amat" seperti yang telah dilakukan tersebut, tentunya akan membuat reputasi yang dibangun menjadi jatuh.
3. Konklusi: Bagaimana Masalah Ini Semestinya Disikapi