Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna Dibalik Nikmatnya Lapis Legit Lampung dalam Setiap Gigitan

9 April 2025   11:39 Diperbarui: 9 April 2025   11:39 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses membuat lapis legi Lampung (dok foto: tribunlampungwiki.tribunnews.com)

Bagi orang Lampung an mereka yang pernah  menetap atau menginjakkan kaki beberapa waktu di Lampung tentunya tahu makanan khas yang satu ini, Lapis Legit.

Sebenarnya, Lampung bukanlah satu-satunya daerah di Indonesia yang mengakui Lapis Legit sebagai makanan khasnya.  Sumatera Selatan, tetangga Lampung pun punya produk Lapis Legit. Juga bisa ditemukan di Bangka Belitung.

Lapis Legit menjadi makanan khas yang dijumpai dalam peristiwa penting yang dirayakan oleh warga Lampung. Saat pernikahan dan hari raya agama.

Baru-baru ini, saat lebaran kami bersilaturahmi ke rumah beberapa teman kantor. Mereka tidak mudik karena hampir semua keluarga besar berada di Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Lampung. 

Jadilah, kesempatan untuk kami untuk berkunjung. Bermaaf-maafan, ngobrol dan tentunya menikmati berbagai hidangan yang disediakan tuan rumah untuk dinikmati.

Lapis Legit curi perhatian

Dari semua jenis makanan dan minuman yang disajikan di atas meja,  lapis legit adalah makanan yang selalu mencuri perhatian dan mengundang orang untuk mencomot dan menikmatinya.

Dari tampilannya, terlihat ada lapisan warna yang tak mencolok namun terlihat dengan jelas dan menarik. Penataannya juga menimbulkan ketertarikan sendiri.

Dari kunjungan ke rumah teman saat lebaran, yang paling sering ditawarkan untuk dicoba adalah lapis legit yang memang rasanya agak bervariasi karena buatan sendiri.

Rasanya lembut dengan tekstur yang halus, membuat orang seperti menikmati lapis legit dalam setiap gigitan hingga lumer di dalam mulut.

Bagaimana jika tak bisa buat sendiri? Aman saja, lapis legit kini telah dijual secara bebas. Termasuk bisa dipesan di toko cake yang ada di Lampung.

Potongan lapis legit yang manis, mulanya bernama spekkoek asal Belanda (dok foto: instagram.com/sigerfoodies)
Potongan lapis legit yang manis, mulanya bernama spekkoek asal Belanda (dok foto: instagram.com/sigerfoodies)

Lapis Legit hasil akulturasi ladi local brand

Lapis legit, kue tradisional Indonesia yang kaya rasa dan memiliki lapisan-lapisan cantik. Memiliki sejarah yang menarik, yaitu hasil akulturasi budaya antara Indonesia dan Belanda pada masa kolonial.

Kue ini juga dipengaruhi oleh budaya Tionghoa yang memiliki makna simbolis yang kuat, terutama di kalangan masyarakat Tionghoa.

Lapis legit dalam budaya Tionghoa dan Indonesia diyakini mengandung simbolisme dan filosofi yang erat kaitannya dengan keberuntungan dan kemakmuran, meskipun tidak ada mitos khusus yang mengaitkannya dengan kejadian gaib.

Dalam filosofi warga Tionghoa, lapis legit melambangkan rezeki yang berlapis-lapis dan berlimpah, serta harapan untuk kehidupan yang manis dan penuh keberuntungan.

Setelah diadaptasi dengan budaya lokal masyarakat Lampung, terutama disesuaikan dengan berbagai rempah dan campuran bahan yang tersedia, maka muncullah lapis legit, hasil akulturasi yang menjadi local brand.

Lapis legit kini tersedia di berbagai toko kue untuk dijadikan oleh-oleh (dok foto: kompas.com/Sigvita Agmasari via lampung.tribunnews.com)
Lapis legit kini tersedia di berbagai toko kue untuk dijadikan oleh-oleh (dok foto: kompas.com/Sigvita Agmasari via lampung.tribunnews.com)

Cara membuat Lapis Legit

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat Lapis Legit khas Lampung, merujuk pada disparekraf.lampungprov.go.id, adalah sebagai berikut.

  • 25 butir telur ayam
  • 800 gram gula pasir (resep asli 1kg tetapi rasanya terlalu manis)
  • 250 gram mentega (aq mix 100 gram wisjman 100gram blue band)
  • 1/2 kaleng susu kental manis
  • 2 sendok makan tepung terigu kunci biru
  • 1 sendok teh bumbu spekkoek/lapis legit
  • 4 bungkus vanili.

Adapun cara membuat lapis legit Lampung dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah ini:

  • Mixer gula pasir dan telur sampai larut dan mengembang.
  • Mixer juga mentega sampai putih di wadah yang terpisah, lalu campurkan mentega ke adonan telur dan gula.
  • Tambahkan juga tepung,  masukkan spekkoek/spekuk dan vanili dan tuang susu mixer sampai rata.
  • Panas kan oven untuk lapisan pertama gunakan api atas bawah.
  • Siapkan loyang ukuran 22x22 olesi dengan mentega, diberi alas kertas roti dan dioles lagi dengan mentega.
  • Tuang adonan kira kira 100 ml ke loyang panggang sampai terlihat kecoklatan dan bergelembung.
  • Setelah matang keluarkan dari oven dan tusuk lapis yg bergelembung, tekan tekan dengan alat penekanan lapis sampai rata.
  • Tuang lagi adonan panggang hanya dengan menggunakan api atas saja, lanjutkan sampai adonan habis.
  • Setelah matang diamkan sekira 2 jam baru lepaskan dari loyang. Bantu dengan kipas angin biar cepat dingin.
  • Lapis legit sudah dapat dihidangkan.

Itulah bahan dan cara membuat lapis legit Lampung. Silakan mencoba jika tertarik untuk melakukannya sendiri dengan menambahkan atau mengurangi takaran sesuai selera.

Proses membuat lapis legi Lampung (dok foto: tribunlampungwiki.tribunnews.com)
Proses membuat lapis legi Lampung (dok foto: tribunlampungwiki.tribunnews.com)

Referensi:
https://disparekraf.lampungprov.go.id/detail-post/lapislegit
https://www.rri.co.id/kuliner/797067/kue-lapis-legit-kue-kebanggaan-masyarakat-lampung

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun