Mohon tunggu...
Agung Setiyo Wibowo
Agung Setiyo Wibowo Mohon Tunggu... Advocating Creator

Bantu orang lejitkan potensi terbaik dari dalam dirinya

Selanjutnya

Tutup

Book

Never Eat Alone: Pelajaran tentang Koneksi yang Bisa Bikin Kamu Sukses, Nih!

16 Maret 2025   21:54 Diperbarui: 16 Maret 2025   21:53 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Eh, udah makan siang belum? Gimana kalau kita makan bareng?"
"Yuk, ayo, kebetulan lagi butuh ngobrolin bisnis nih."

Pernah nggak kamu denger kalimat-kalimat kayak gitu? Kalau kamu sering diajak makan bareng orang-orang yang punya tujuan atau misi tertentu—baik untuk karier atau hubungan sosial—mungkin kamu udah ngerasain pentingnya networking. Tapi, sebenarnya, apa sih manfaatnya kalau kita sering makan bareng orang-orang ini?

Buku Never Eat Alone karya Keith Ferrazzi bakal jawab semua pertanyaan itu, sekaligus buka mata kamu tentang betapa berharganya koneksi yang kita bangun dalam hidup ini.

Apa Sih, Sebenernya "Never Eat Alone"?

Kalau dibahas dalam konteks sederhana, buku ini ngajarin kita buat nggak pernah makan sendirian, terutama kalau makan itu bisa jadi kesempatan buat ngobrol dan nambah relasi. Tapi lebih dari itu, buku ini nyarankan kita buat aktif membangun jaringan, nggak cuma untuk kepentingan pribadi, tapi juga untuk memberikan manfaat buat orang lain. Intinya, sukses bukan cuma soal usaha sendiri, tapi tentang seberapa banyak orang yang kita bantu, dan sebaliknya, seberapa banyak orang yang mau bantu kita.

Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Buku Ini

1. Networking itu bukan cuma tentang "jual diri"

Banyak orang, terutama yang introvert atau baru mulai karier, berpikir kalau networking itu cuma soal nyari orang buat ngajak kerja sama atau cari peluang bisnis. Padahal, Ferrazzi bilang, networking itu lebih ke tentang membangun hubungan yang saling menguntungkan. Kalau kamu cuma fokus pada "minta", nggak bakal jalan. Coba deh, bantu orang lain tanpa mikirin apa yang balik buat kamu. Bisa jadi, di kemudian hari, bantuan itu kembali ke kamu dengan cara yang tak terduga.

2. Jangan takut untuk mulai duluan

Dalam buku ini, Ferrazzi juga menceritakan banyak pengalaman dirinya yang nggak ragu untuk nyapa orang baru atau ngajak makan orang yang lebih senior. Kalau kita, misalnya, cuma nunggu orang lain dulu yang ngajak atau takut ditolak, ya kita nggak akan maju. Misalnya, kalau kamu mahasiswa, nggak ada salahnya deketin dosen atau alumni buat ngobrol dan tanya-tanya tentang peluang di dunia kerja. Siapa tahu, mereka bisa jadi mentor kamu!

3. Jadikan Momen Makan itu Produktif

Nah, poin ini bener-bener seru. Ferrazzi ngajarin kita bahwa makan bersama bisa jadi kesempatan untuk belajar, ngobrolin proyek, atau sekedar berbagi pengalaman. Di Indonesia, budaya makan bareng udah jadi hal yang lumrah, baik di kantor, keluarga, atau bahkan temen-temen kampus. Jadikan itu momen produktif, bukan cuma sekedar makan sambil ngegosip. Coba aja, kalau kamu lagi ngobrol tentang ide bisnis atau hal-hal baru yang bisa jadi peluang, pasti jauh lebih bermanfaat!

4. Follow-up itu Kunci

Jangan cuma berhenti di makan bareng atau ngobrol aja, lho. Salah satu hal penting yang diajarkan Ferrazzi adalah follow-up. Ini yang sering terlupakan. Misalnya, setelah makan atau ngobrol, kirim email atau pesan untuk terima kasih dan lanjutkan pembicaraan. Itu bakal ningkatin hubungan dan menunjukkan kalau kamu serius. Pernah nggak sih, setelah ketemu orang baru, kamu cuma diem aja tanpa ada tindak lanjut? Nah, itu bisa bikin hubungan yang kamu bangun jadi sia-sia.

Best Practices: Apa yang Bisa Kamu Terapkan?

Untuk membangun hubungan yang lebih kuat, pertama-tama kamu perlu membuat daftar kontak dan memprioritaskannya. Kita sering kali memiliki banyak orang dalam daftar kontak, tetapi tidak tahu siapa yang bisa membantu dalam situasi tertentu. Mulailah dengan mengenali siapa saja dalam daftar itu yang relevan, dan cobalah untuk memahami siapa yang bisa kamu bantu, serta siapa yang bisa membantu kamu. Jangan ragu untuk mengatur waktu untuk makan atau ngobrol dengan mereka, tanpa harus menunggu kesempatan besar. Hal ini akan mempererat hubungan dan membuka peluang baru.

Selain itu, penting juga untuk menjadi pendengar yang baik. Jika kamu terus-menerus berbicara tentang dirimu sendiri, orang-orang akan merasa bosan. Cobalah untuk mendengarkan dengan baik dan memahami kebutuhan serta cerita orang lain. Dari situ, kamu bisa mendapatkan insight berharga atau bahkan peluang yang tidak terduga.

Terakhir, manfaatkan kesempatan untuk berkolaborasi dalam kegiatan sosial. Di Indonesia, ada banyak acara atau kegiatan sosial yang dapat menjadi tempat untuk bertemu dengan orang-orang baru. Misalnya, ikut acara komunitas, seminar, atau kegiatan amal. Ini adalah kesempatan bagus untuk bertemu dengan orang-orang yang memiliki visi dan misi yang sama, serta memperluas jaringan sosialmu.

Epilog

Buku ini benar-benar ngajarin kita untuk lebih aware dengan kekuatan dari hubungan yang kita bangun. Jadi, buat kamu yang mau sukses di bidang apapun—baik itu sebagai pengusaha, karyawan, mahasiswa, atau masyarakat umum—mulailah membangun jaringan yang kuat dan saling mendukung.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun