Karya-karyanya sering kali mengangkat isu-isu gender, seksualitas, serta masalah sosial dan budaya yang kompleks. Karya Terbaik Djenar Maesa Ayu antara lain "Mereka Bilang, Saya Monyet!" (2006) yang merupakan Kumpulan cerpen kedua Djenar yang sangat terkenal.Â
Buku ini mencakup sembilan cerpen dengan gaya penulisan yang tajam dan kontroversial. Beberapa cerpen di dalamnya telah menjadi topik perdebatan dan kritik.Â
"Jangan Main-Main: Kumpulan Puisi" (2015) juga jadi salah satu karya terbaik Djenar. Selain menulis prosa, Djenar juga merupakan seorang penyair.Â
Salah satu contoh puisi Djenar ini memberikan pandangan lain tentang pemikiran dan perasaannya tentang kehidupan dan masyarakat. Djenar Maesa Ayu telah mendapatkan banyak perhatian dan pengakuan atas karyanya yang provokatif dan kontroversial.
Meskipun beberapa kritikus menganggap tulisannya kontroversial, tetapi karya-karyanya juga diakui karena menyajikan sudut pandang yang berbeda dan jujur tentang realitas sosial dan eksistensial manusia, khususnya perempuan, dalam budaya Indonesia modern.
9. Okky Madasari
Okky Madasari adalah seorang sastrawan perempuan Indonesia yang dikenal sebagai penulis yang menghasilkan karya-karya sastra yang berkualitas dan mendalam. Ia sering kali mengangkat isu-isu sosial, politik, dan budaya yang kompleks di Indonesia.
Karya Terbaik Okky Madasari adalah novel "Entrok" (2005) yang merupakan karya pertama Okky Madasari dan sekaligus menjadi karyanya yang paling terkenal.Â
"Entrok" menceritakan kisah tentang keluarga kecil yang terlibat dalam pergolakan politik dan perubahan sosial di Indonesia pada era Orde Baru dan pasca-Orde Baru.Â
Novel ini berhasil meraih beberapa penghargaan, termasuk Kusala Sastra Khatulistiwa, Penghargaan Sastra Badan Bahasa, dan SEA Write Award pada tahun 2012.
Karya-karya Okky Madasari seringkali diakui karena menyajikan analisis sosial yang mendalam dan kritis tentang kehidupan masyarakat Indonesia, terutama dalam konteks sejarah dan budaya.Â
Gaya penulisannya yang puitis dan cerdas telah mendapatkan apresiasi dari pembaca dan kritikus sastra, serta memperkaya panorama sastra Indonesia dengan sudut pandang yang khas dan menyentuh.Â