Mohon tunggu...
Grant Gloria Kesuma
Grant Gloria Kesuma Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Mari menulis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Manusia-manusia Plastik

19 Juli 2020   22:04 Diperbarui: 19 Juli 2020   22:27 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalian... Masih manusia biasa. Kalian bukan manusia plastik. Rata-rata di dunia ini semuaya adalah manusia plastik. Lihat ini!" kata si pemuda sambil menunjukkan lengannya. Saat itu aku menyadari bahwa orang yang sedari tadi berbicara denganku adalah plastik. Bukan manusia sepertiku.

Aku dan ibuku terkejut. Kami langsung melarikan diri dari tempat itu. Namun, saat kami keluar dari ruang tamu tersebut, di hadapan kami terbentang lorong yang panjang. Kami berlari. Masuk ke satu lorong dan keluar di lorong lainnya. Tak berujung. Kami tak bisa keluar dari gedung aneh tersebut.

Saat sedang kebingungan, tiba-tiba aku merasa ingin buang air kecil. Aku berkata pada ibuku bahwa aku ingin ke toilet. Kami terus berjalan hingga akhirnya menemukan tanda gambar perempuan seperti yang ada di toilet mal. Ibuku bilang ia akan menunggu di luar.

Aku masuk ke dalam toilet tersebut. Namun lagi-lagi aku menemukan keanehan. Tidak ada bilik-bilik tempat buang air. Yang ada hanyalah deretan kran air. Kran airnya ada yang terbuka sehingga airnya mengalir. Melihat keanehan itu, aku cepat-cepat keluar dari situ.

Di luar, ibuku masih menungguku. Ia kembali mengajakku mencari jalan keluar dari gedung tersebut. Kami pun melanjutkan perjalanan kami di lorong tak berujung.

Akhirnya kami pun dapat keluar dari gedung tersebut. Di luar, rupanya hari sudah malam. Lampu-lampu jalan dan lampu-lampu dari bangunan-bangunan pencakar langit berkelap-kelip. Gelap tapi terang.

Kami akan meneruskan perjalanan kami kembali ke rumah. Tapi kaki ini terasa berat. Dan jalan yang kami lalui sepertinya makin lama makin menanjak. Kulihat ibuku sudah kelelahan. Jadi aku ajak ibuku untuk duduk sebentar beristirahat. 

"Ah, kalian di sini rupanya!" Tiba-tiba suara seseorang mengejutkan kami. Aku menoleh ke arah datangnya suara. Orang itu... sepertinya aku kenal. Tapi aku tidak ingat namanya.

"Kalian tahu kenapa kalian lelah?" tanya orang itu. Namun tak satupun dari kami menjawab pertanyaannya.

"Itu karena satu ginjal kalian telah ditukar menjadi ginjal plastik. Tentu saja kalian tidak ingat. Satu ginjal kalian, ada di dalam gedung sana. Masuklah kembali ke sana jika kalian tidak ingin berubah menjadi manusia plastik!" kata orang itu.

Aku dan ibuku saling berpandangan. Jadi... kami akan berubah menjadi manusia plastik jika tidak menemukan di mana ginjal kami yang diambil orang tanpa sepengetahuan kami??

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun