"Kamu sudah selesai?" tanya rekanku dari dalam salah satu bilik.
"Nggg..... aku nggak buang air kok," jawabku, gemetaran.
Kali ini, keringat sebesar butiran jagung mulai muncul di pelipisku. Bulu kudukku meremang. Aku merasakan hawa dingin berhembus di leherku. Aku tidak berani menoleh ke kanan-kiri maupun ke belakang. Diam terpaku. Sekelebat bayangan hitam lewat di depanku. Syatt! Begitu cepat. Saat itulah, rekanku membuka kunci lalu keluar dari bilik wc.
"Kamu kenapa? Kok pucat?" tanyanya.
"Itu... tadi.... ada yang.... aneh....," jawabku terbata-bata.
"Apa? Kamu kenapa? Kok gemetaran seperti itu?" tanyanya lagi.
Namun aku segera menarik lengan rekanku untuk keluar dari toilet. Ia keheranan karena tiba-tiba ditarik sambil berlari.
"Ada apa? Kok tiba-tiba mengajak berlari? Ada orang jahat? Apa ada sesuatu?" cecarnya.
Rasanya tak sanggup aku menceritakan hal yang kualami pada rekanku ini. Aku ingin menangis saja lalu menelepon orangtuaku untuk meminta jemput.Â
"Jangan bilang kamu melihat 'penunggu' kantor yang ada di toilet...," tebak rekanku.
Aku menyalakan ponselku lalu membuka galeri foto. Kucari foto yang ada bayangan hitamnya. Aku menggeser-geser foto-foto di galeri ponsel. Anehnya, aku tidak menemukan hal yang aneh di foto-fotoku. Kakiku rasanya semakin lemas.