Sayup-sayup mata pertanda lelah
Kala desiran angin menembus ke tulang-tulang remaja berumur 21 tahun itu
Gertakan gigi terdengar jelas memanggil iba hati para manusia
Lewat pun mereka tak menoleh, jijik katanya
Belas kasihan tak di dapatkan menunggu maut jadi pilihan
Ia hanya beralaskan karung yang di pungut dari tempat sampah samping warung sana
Dekil, batu-batu kerikil memijat tulang-tulang belakangnya
Sakit, tapi tak lagi mampu teriak
Lapar, sudah tidak ada lagi rasanya
Waktu tepat berada pada pukul 00:15 tengah malamÂ
Jalanan  tersepikan karena para biadap sudah mulai terlelap di depan tungku perapian masing-masing
Hanya malam yang temaninyaÂ
Hanya angin yang memeluknyaÂ
"sampaikan terimah kasih ku ke sang bulan karena cahayanya, aku tidak mati di dalam gelap"Â
Itu adalah sebuah pesan kecil yang ia sematkan ke atas tanah. sebelum ia berhenti menghembus nafasnya.
"Sampaikan Terimah Kasih Ku Ke Sang Bulan Karena cahayanya, Aku Tak Mati Di Dalam Gelap" begitu tulisnya.
Suatu malam yang sangat istimewa barusan tadi, membawa suasana yang biasa nya hening menjadi riuh dan gaduh