Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jejak Digital Capres, Amati dan Cermati

25 Mei 2023   23:58 Diperbarui: 26 Mei 2023   07:02 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Search oleh Skitter Photo (pexels.com)

Tidak ada yang meragukan Capres yang maju di Pemilu 2024, ada jejak digitalnya. Baik Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Prabowo, Ridwan Kamil, dan calon lain, cukup Googling dan muncul jejak digital mereka. Karena Google pun tugasnya membeberkan fakta jejak digital, baik dan buruk ada di setiap lamannya.

Selain berita terkait nama Capres, jejak digital kini lekat dengan media sosial. Medsos kini menjadi salah satu sumber informasi yang banyak digunakan oleh masyarakat. Dalam konteks pemilihan Presiden dalam Pemilu sejak lama pun begitu. Walau tidak semua informasi yang beredar di media sosial dapat dipercaya sebagai fakta. 

Ada banyak kemungkinan jejak digital ini hasil propaganda, hoaks, manipulasi data, atau fitnah yang bertujuan untuk mempengaruhi opini publik. Pemilih cerdas dan melek digital perlu mengecek data digital Capres di medsos. Selain sebelum membuat keputusan mendukungnya. Juga bisa menjadi rekomendasi untuk orang yang masih bingung memilih.

Jejak digital Capres merupakan rekaman aktivitas dan perilaku mereka di dunia maya. Mereka umumnya memiliki medsos, website, blog, dan sebagainya. Jejak digital Capres bisa menjadi sumber informasi bagi masyarakat untuk menilai kredibilitas, kompetensi, dan integritas Capres yang akan dipilihnya.

Banyak orang mempermasalahkan jejak digital Capres. Hal ini karena jejak digital bisa menunjukkan sisi lain dari mereka yang mungkin tidak terlihat di media massa atau kampanye politik. Tetapi, jejak digital ini juga bisa menjadi materi propaganda atau serangan politik dari pihak lawan yang ingin menjatuhkan citra Capres tertentu.

Sebagai pemilih cerdas literasi digital, menelusur jejak digital Capres dan jejaringnya menjadi penting. Ada beberapa hal yang biasanya dapat dipertanyakan di diri sendiri dari jejak digital Capres adalah:

  • Konsistensi sikap dan pandangan politik. Apakah calon presiden memiliki visi dan misi yang jelas dan konsisten sejak awal hingga sekarang? Apakah calon presiden pernah berubah-ubah pendapat atau sikap terhadap isu-isu penting yang berkaitan dengan kepentingan nasional?
  • Kinerja dan prestasi. Apakah Capres memiliki rekam jejak yang baik sebagai pejabat publik atau tokoh masyarakat? Apakah Capres memiliki karya atau kontribusi yang nyata dan bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa?
  • Etika dan moral. Apakah Capres memiliki akhlak dan karakter yang baik sebagai pemimpin? Apakah Capres pernah terlibat dalam kasus-kasus hukum, korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, atau skandal lainnya?
  • Komunikasi dan interaksi. Apakah Capres mampu berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat melalui media sosial atau platform digital lainnya? Apakah Capres responsif, terbuka, dan menghargai aspirasi dan kritik dari masyarakat?
  • Popularitas dan elektabilitas. Apakah Caprees memiliki dukungan yang luas dan kuat dari masyarakat di dunia maya? Apakah Capres ini mampu menarik simpati dan antusiasme dari berbagai kalangan dan lapisan masyarakat?
  • Jejaring dan etika mereka di dunia digital. Apakah timses resmi, relawan, atau simpatisan Capres menunjukkan etika dan empati minim? Apakah mereka terus berulang melakukannya dan merugikan netizen?

Setelah bisa mencermati jejak digital seorang Capres dari pertanyaan reflektif di atas. Ada beberapa hal lain yang perlu juga dicermati oleh pemilih dalam mengecek data digital Capres di media sosial, antara lain:

Pertama adalah sumber informasi. Pemilih harus memastikan bahwa sumber informasi yang menyajikan data digital Capres adalah kredibel, independen, dan berimbang. Pemilih bisa mencari tahu latar belakang sumber informasi tersebut, misalnya siapa pemiliknya, siapa penulisnya, apa afiliasinya, dan apa reputasinya. 

Hal di atas penting agar tidak ada intervensi kepentingan tertentu sebagai media terafiliasi Capres tertentu. Sehingga pemilih dapat membandingkan informasi yang diterima dengan sumber lain yang terpercaya. Hal ini perlu dilakukan pemilih untuk menghindari bias atau kesalahan.

Kedua adalah konten informasi. Pemilih harus memeriksa apakah konten informasi yang berisi jejak digital Capres sesuai dengan fakta dan logika. Telitilah lagi apakah jejak mereka didukung oleh bukti yang valid dan verifikabel. Adakah data yang dihilangkan, diframing, atau ditambahkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun