Mohon tunggu...
Gina Magfirah
Gina Magfirah Mohon Tunggu... Lainnya - Book Reviewer

Seorang polymath yang cinta novel kelas menengah (bukan kelas berat).

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review "Heartbreak Motel" [Ngeracun]

6 Februari 2023   22:28 Diperbarui: 6 Februari 2023   22:30 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"But we don't choose our endings, do we? Siapa yang bisa memilih di titik mana ceritanya selesai supaya semua orang bahagia? Nggak ada."

Judul: Heartbreak Motel

Penulis: Ika Natassa

Halaman :400 Hal (2022)

Sinopsis

Dalam hidup yang tidak pernah berhenti menyimpan misteri dan menyembunyikan arti, tidak selalu memberikan jawaban atas setiap pertanyaan, dan waktu bergulir---satu jam, satu momen, satu hari, satu minggu, satu bulan---pertanyaan dan permasalahan baru terus lahir sebelum yang lama sempat terurai, Ava menemukan panggilan hati sebagai aktris sejak usianya enam belas tahun. 

Berpindah dari satu peran ke peran lain---ada yang dia pilih, ada yang memilihnya---Ava berupaya membuat semua yang tidak dipahaminya tentang takdir menjadi terasa masuk akal. Dia tidak peduli bahwa setiap selesai memikul peran, dia harus menyepi, jungkir balik memulihkan diri di ssatu tempat yang disebutnya Heartbreak Motel.

Di ulang tahunnya yang ketiga puluh, dimulai dari tempat itu, pertanyaan-pertanyaan baru menyergapnya tumpang-tindih, dihadirkan oleh tiga lelaki yang mengisyaratkan sekaligus mengecoh masa lalu, masa kini, dan masa depannya. 

Ngeracun

[hanya untuk orang-orang yang oke dengan spoiler]

Waktu pertama kali Ika Natassa mengumumkan novel terbarunya, aku tertarik dengan teaser-nya. Padahal dari buku-buku Ika yang sudah kubaca, masih belum juga gaya penulisan Ika memuaskan seleraku. Ternyata terjadi lagi di Heartbreak Motel.

Dapat kusimpulkan bahwa alur cerita cukup membingungkan, seperti... ini mau dibawa kemana sih? Jadi ini tentang apa?

Ini cerita tentang kehidupan Ava, hanya Ava seorang sebagai karakter utama sekaligus satu-satunya. Karena karakter lain hanya bersifat pendukung tanpa memperlihatkan konflik yang ada di karakter teman, Lara dan pacarnya, Reza dan/atau Raga. Ava memiliki masalah mental karena profesinya sebagai aktor.

"Jarak antara hidup dan mati hanya satu tarikan nafas."

Sepanjang novel, yang aku tangkap Ika ingin memberi gambaran tentang apa yang sejatinya dihadapi oleh para aktor dan pengetahuan mengenai dunia perfilman. Ia menyampaikannya lewat Ava, tapi enggak jarang jadi enggak terhubung dengan inti cerita, terutama di bagian awal bab. Sehingga seringkali aku melewatkan bagian awal bab yang aku pikir "Enggak apa-apa banget kok kalau enggak dibaca."

Selain itu, perpindahan masa di cerita sangat kasar. Secara tiba-tiba kita ada di masa lalu, kemudian balik ke masa depan tanpa adanya perpindahan yang mulus. Cukup membingungkan, sekali lagi.

Enggak ada yang baru juga dari pengembangan karakter sepanjang novel Ika yang kubaca, seputar profesi bankir, orang medan dan karakter perempuan dan laki-laki yang hampir sempurna fisik dan pencapaiannya. Aku pikir, ini karena Ika cukup familiar dan cukup pengetahuan di dunia nyata mengenai beberapa hal tersebut.

Bagian tentang pencarian bapak ini harusnya masuk ke dalam alur inti cerita. Pembaca akan mengerti bahwa kondisi mental Ava ini ada kaitannya dengan absennya kehadiran bapak (Aku yang enggak pernah nangis saat baca buku, menangis untuk kedua kalinya setelah Selasa Bersama Morrie saat membaca bagian ia enggak diakui oleh bapaknya sendiri). 

Sehingga, Ava kemudian memiliki keinginan untuk membereskan bagasi masa lalunya agar ia bisa menghadapi hubungan cintanya di masa sekarang dengan Raga, menurut pendapat pribadiku.

Raga merupakan hero untuk si heroine, orang yang dibohongi Ava karena Ava merasa Raga enggak akan terima dengan profesinya dan publisitas hubungan mereka nantinya.

"Cerita kita bukan film, Va. Kamu dan aku nggak tunduk sama aturan sequences. Cerita kita tergantung keputusan kita sendiri."

Anyway, Raga bahkan enggak ada andil dalam pencarian bapak yang lumayan kusesalkan. Bagian membereskan masa lalu ini seharusnya bisa menjadi katalis untuk penyelesaian konflik keduanya. Raga berjalan sendiri, Ava berjalan sendiri, Reza pun berjalan sendiri. Enggak cukup terhubung dalam penyelesaian konflik.

Di bagian akhir, aku kaget dengan Raga yang minta balikan tanpa adanya trigger peristiwa tertentu. Seperti... aku minta balikan, please? Aku bakal terima kamu apa adanya kok.

That's it, the end. 

In a nutshell, novel ini banyak risetnya namun kurang mulus saja penulisannya. Jadi lumayan banyak dapat pengetahuan tentang bahasa perfilman dan aktor hollywood juga.

Dari 1-5 aku akan memberi 2.5.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun